Rupiah Menguat Pagi Ini Menanti Data Neraca Transaksi Berjalan
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 21 poin ke level Rp 15.189 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini. Ini terjadi menjelang rilis neraca transaksi berjalan kuartal IV siang ini yang diperkirakan kembali surplus.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus menguat ke Rp 15.176 per dolar AS pada Pukul 09.25 WIB, atau terapresiasi 0,22% dibandingkan akhir pekan lalu.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat. Rinciannya sebagai berikut:
- Dolar Hong Kong menguat 0,04%
- Dolar Taiwan menguat 0,06%
- Won Korea Selatan menguat 0,3%
- Peso Filipina menguat 0,12%
- Yuan Cina menguat 0,02%
- Ringgit Malaysia menguat 0,01%
- Baht Thailand menguat 0,18%
Sebaliknya, rupee India melemah 0,14% bersama dolar Singapura 0,03% dan yen Jepang 0,22%.
Kekhawatiran sikap hawkish The Fed seiring berbagai data ekonomi Amerika, seperti inflasi yang belum turun signifikan yakni 6,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari. Nilainya turun dibandingkan bulan sebelumnya 6,5%, tetapi di atas ekspektasi pasar 6,2%.
"Kebijakan The Fed akan mendorong pelaku pasar mengalihkan dana investasi ke aset-aset dolar AS, sehingga aset lainnya termasuk rupiah tertekan," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Senin (20/2).
Namun, ada dukungan bagi rupiah dari dalam negeri yakni revisi aturan devisa hasil ekspor (DHE). Perubahan regulasi ini diharapkan bisa memperbaiki suplai dolar AS.
Akan tetapi, efektivitas kebijakan baru itu kemungkinan baru terasa pada kuartal II.
Selain itu, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa membantu menahan pelemahan rupiah.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah melemah hari ini seiring ekspektasi The Fed hawkish. Pasar menantikan risalah rapat bank sentral terbesar dunia itu pekan ini.
Ia juga sepakat dengan Ariston bahwa rupiah didukung sejumlah sentimen positif dari dalam negeri, seperti:
- Sikap hawkish BI yang optimistis inflasi turun
- Kenaikan cadangan devisa dari revisi aturan DHE
- Data ekonomi domestik yang kuat
"Investor menantikan data neraca transaksi berjalan siang ini yang diperkirakan kembali surplus besar US$ 3,5 miliar. ini akan menahan perlemahan rupiah, dan apabila surplus lebih besar malah berpotensi menguatkan rupiah," kata Lukman dalam catatannya
Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 15.100 - Rp 15.250 per dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah melemah hari ini, karena kekhawatiran sikap hawkish bank sentral AS, The Fed yang masih membayangi pasar.
Rupiah diperkirakan melemah ke Rp 15.250 per dolar AS. Ini dengan potensi support di kisaran Rp 15.200 per dolar AS.