Jelang Ramadan, BI Prediksi Inflasi Balik ke Bawah 4% di Semester II
Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi masih akan tinggi di atas 5% secara tahunan pada paruh pertama tahun ini, sebelum kembali ke rentang target di bawah 4% menuju akhir tahun. Adapun beberapa tantangan inflasi muncul menjelang Ramadan dan lebaran, hingga faktor cuaca.
"Inflasi akan kembali ke bawah 4% pada paruh kedua, tetapi pada semester pertama ini masih di atas 5%, sehingga kita harus bekerja keras untuk segera menurunkannya, khususnya inflasi pangan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Kick-Off Gerakan nasional Pengendalian Inflasi (GNPIP) 2023 di Makassar, Minggu (5/3).
Ia kembali menekankan pentingnya mengendalikan harga komoditas pangan, terutama menjelang Ramadan dan lebaran yang jatuh pada paruh pertama tahun ini. Beberapa komoditas yang disinggung Perry diantaranya beras yang masih terus naik beberapa bulan terakhir serta harga minyak goreng.
Selain harga pangan, Perry menekankan pentingnya pengendalian harga tiket pesawat jelang Ramadan dan lebaran. Apalagi, harga tiket pesawat juga sudah mulai naik beberapa waktu terakhir seiring makin banyak masyarakat mulai berlibur.
"Kemarin saya baru dari Wakatobi, kemudian ke Raja Ampat, harga tiket angkutan udara mahal banget, itu yang jadi masalah secara nasional yang perlu diatasi bersama," kata Perry.
Lebih lanjut, tantangan pengendalian inflasi tahun ini juga berkaitan dengan fenomena alam El Nino sehingga memicu risiko kekeringan. Untuk diketahui, fenomena kekeringan bisa mengganggu kelancaran produksi pangan yang ujung-ujungnya mempengaruhi inflasi.
"Karena itu the game is not over, mari terus berwaspada, bersinergi, inovasi mengendalikan inflasi khususnya harga pangan bergejolak dan harga diatur pemerintah," kata Perry.
Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan masih perlu memantau pergerakan inflasi pada bulan Maret dan April seiring momentum hari raya. Inflasi juga masih bertahan di atas 5% pada awal tahun ini.
Data BPS, inflasi pada Februari sebesar 5,47% secara tahunan, meningkat dari bulan sebelumnya 5,28%. Peningkatan terutama disumbangkan oleh kenaikan harga pangan, di mana inflasi harga pangan bergejolak kembali menanjak ke atas 7% saat inflasi komponen harga diatur pemerintah dan inflasi inti melambat.
"Tentu inflais harga diatur pemeirntah sekarah tentu pelru terus dimonitor apabila 80 juta pendudukan pulang kampung, ini tentu jadi tantangan tersendiri," kata Airlangga dalam acara yang sama dengan Perry.