BI Siapkan Uang Tunai Rp 195 T, Begini Ketentuan Tukar Uang Lebaran
Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai Rp 195 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarkat selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Jumlah itu naik 8,2% dibandingkan tahun lalu. Bank sentral akan menggandeng perbankan dan membuka lebih dari 5.000 titik penukaran uang.
"(Penyediaan uang tunai Rp 195 triliun) tersebut dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi semakin membaik, kemudian juga sudah tidak adanya status PPKM dan tradisi mudik pada Idul Fitri," kata Deputi Gubernur BI Aida S Budiman dalam konferensi pers, Kamis (16/3).
Lebih lanjut, BI akan bekerja sama dengan perbankan untuk membuka 5.066 titik penukaran uang baru. Khusus di Jabodebek akan ada 599 titik penukaran uang dengan uang tunai yang disediakan sebesar Rp 48,2 triliun.
Kerja sama dengan perbankan juga dalam rangka menyediakan layanan kas untuk wholesaler. Layanan kas BI akan berlangsung selama sebulan penuh dari 20 Maret sampai 20 April 2023.
Aida menyebut, bagi masyarakat yang ingin menukaran uang bisa datang langsung ke titik penukaran uang. Masyarakat juga nantinya bisa menukar uang dalam paket tertentu dengan jatah per orang satu paket. Adapun, satu paket tersebut bernilai Rp 3,8 juta, terdiri atas pecahan Rp 1.000-Rp 20.000.
"Kami menyediakan uangnya tahun emisi 2016 dan 2022, jadi boleh dipilih nanti pada saat menukar uangnya," kata Aida.
Bank sentral akan memperkuat layanan kas menyambut Ramadan dan lebaran. BI akan menyediakan layanan kas di pusat keramaian, pusat perayaan keagamaan, di beberapa titik arus mudik baik di rest area, jalur penyeberangan dan kas keliling susur sungai. Layanan penukaran uang juga akan beroperasi saat libur.
Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat mencapai 123,8 juta orang pada masa mudik lebaran 2023. Jumlah ini meningkat 14,2% jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran tahun 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi potensi pergerakam masyarakat yang tinggi dengan penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya.
Dia mengatakan, beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat pada masa mudik tahun ini salah satunya karena tidak ada lagi PPKM.
Selain itu, mobilitas juga meningkat memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu.