Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Rupiah Berpotensi Menguat
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 13 poin di level Rp 15.072 per dolar AS. Rupiah berpotensi menguat hari ini seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan krisis perbankan global.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak ke level Rp 15.098 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB, melemah 0,09% dibandingkan posisi kemarin. Mayoritas mata uang Asia bergerak melemah terhadap dolar AS pagi ini.
Baht Thailand melemah 0,18%, ringgit Malaysia 0,02%, yuan Cina 0,13%, won Korea 0,02%, dolar Taiwan 0,12%, dolar Singapura 0,08%, dan yen Jepang 0,55%. Sementara itu, rupee India dan peso Filipina melemah masing-masing 0,22% dan 0,13%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan, rupiah akan kembali menguat pada perdagangan hari ini karena kekawatiran pasar terhadap krisis perbankan mulai mereda. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.000-Rp 15.150 per dolar AS.
Kekhhawatiran pasar semakin mereda setelah kabar akuisisi sebagian aset Silicon Valley Bank oleh First Citizens sebesar US$ 72 miliar. Aset yang dibeli itu mencakup simpanan dan kredit bank, sedangkan aset bentuk sekuritas dan aset lainnya akan tetap dalam kurator untuk didisposisi oleh lembaga penamin simpanan AS (FDIC). Kabar itu membawa rupiah menguat 0,5% kemarin.
"Rupiah berpotensi kembali menguat oleh perlemahan dolar AS di tengah sentimen risk-on di pasar dengan meredanya kekhawatiran akan masalah di sektor perbankan," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Rabu (29/3).
Namun, ia melihat penguatan rupiah kemungkinan terbatas oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury. Sentimen risk on di pasar memicu kenaikan pada yield US Treasury. sehingga mendorong imbal hasil dari obligasi pemeritah domestik kurang menarik dan memicu outflow.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai, kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perbankan kelihatan mereda dengan membaiknya harga aset-aset berisiko. Rupiah mungkin masih mendapatkan imbas positif dari sentimen tersebut dan berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini.
"Ada potensi penguatan ke arah Rp 15.050 per dolar AS dengan potensi resistance di kisaran Rp 15.100 per dolar AS," ujar dia.
Di sisi lain, menurut dia, pasar masih mewaspadai kemungkinan dipertahankannya suku bunga acuan di level yang tinggi. Data tingkat keyakinan konsumen AS pada Maret memperlihatkan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi. Ini artinya, ekonomi AS masih bertumbuh di tengah ancaman inflasi dan berpotensi mendorong the Fed mempertahankan sikap hawkishnya.