Seluruh Negara ASEAN akan Kerja Sama untuk Mulai Tinggalkan Dolar AS
ASEAN sepakat untuk mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) melalui kerja sama transaksi pembayaran lintas negara. Ini diharapkan dapat mengurangi tekanan jika terjadi gejolak pada mata uang utama.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sistem pembayaran yang terintegrasi akan mengurangi risiko global terhadap kawasan. Transaksi pembayaran yang cepat dan bisa menggunakan mata uang lokal sejalan dengan konektivitas pembayaran akan lebih kuat menahan krisis global.
"Penggunaan mata uang lokal di kawasan memitigasi risiko jika dibadapkan pada gejolak global," ujar Perry dalam Konferensi Pers pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN di Nusa Dua, Bali, Jumat (31/3).
Ia menjelaskan, lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina telah menekan kerja sama transaksi pembayaran lintas negara sejak November 2022 di tengah momentum KTT G20. Kerja sama tersebut mencakup lima area, yakni kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal.
"Kita mulai dengan lima negara yang sudah memiliki sistem pembayaran ritel domestik. Sekarang Vietnam siap, karena mereka dalam proses memperkuat sistem pembayaran cepat mereka. Jadi Vietnam akan lebih dulu menyusul," kata dia.
Tiga negara ASEAN lainnya, yakni Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam juga tertarik untuk bekerja sama. Namun, ketiga negara tersebut masih perlu membangun dan memperkuat sistem pembayaran domestik mereka sebelum bergabung dalam kerja sama transaksi pembayaran lintas batas tersebut.
Ia berharap seluruh negara ASEAN dapat bergabung pada kerja sama yang telah dijalin oleh ASEAN-5. Menurut Perry, konektivitas sistem pembayaran dapat mendukung pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan di ASEAN.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta mengatakan, pihaknya telah memulai transaksi pembayaran lintas batas dengan Thailand melalui kerja sama dengan 50 provider. Ini membuat masyarakat di kedua negara dapat merasakan pengalaman kemudahan pembayaran yang cepat dan murah. Selain itu, menurut dia, pihaknya akan membangun multilateral platform untuk transaksi pembayaran lintas batas dengan sistem fast payment pada tahun depan.
"Kami, lima negara ASEAN sudah bergabung dengan BIS inovation hub project untuk mempersiapkan skema, governance framework, organization structure, business model, techinal standard, technological requirement," kata dia. Dengan demikian, menurut Filianingsih, ASEAN akan memiliki peta jalan yang jelas untuk mengimplementasikan jaringan sistem pembayaran multilateral yang cepat.
"Strategi ini akan menghubungkan lebih dari 500 juta orang di kawasan ini," ujarnya.