Rupiah Ditutup Melemah ke 14.714/US$ Usai Data Manufaktur AS Membaik
Rupiah ditutup melemah 0,27% ke level Rp 14.714 per dolar AS di pasar spot sore ini. Rilis data manufaktur AS yang membaik pada April mendukung penguatan dolar AS.
Beberapa mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS sore ini meski tak sedalam penurunan rupiah. Dolar Taiwan melemah 0,20%, won Korea Selatan 0,14%, rupee India 0,06%, ringgit Malaysia 0,01%. Sebaliknya, baht Thailand, yuan Cina, peso Filipina, dolar Singapura, dan yen Jepang mampu menguat.
Pelemahan rupiah sejalan dengan penguatan dolar AS. Analis yang juga Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut dolar menguat setelah data PMI manufaktur Amerika Serikat bulan April naik menjadi 47,1%, dari bulan sebelumnya menyentuh rekor terendah hampir tiga tahun terakhir.
"Selain itu, belanja konstruksi AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Maret, menawarkan beberapa tanda stabilisasi ekonomi menjelang pembuat kebijakan The Fed mulai mempertimbangkan kebijakan moneter dalam pertemuan dua hari terakhir," kata Ibrahim dalam catatannya sore ini.
Pembuat kebijakan The Fed dijadwalkan bertemu pada pekan ini. Sebagian besar pasar bertaruh kenaikan suku bunga kali ini sebesar 25 bps, seperti kenaikan pada pertemuan sebelumnya.
Namun, pelaku pasar akan menantikan sinyal lebih lanjut soal arah kebijakan moneter The Fed ke depannya. Pelaku pasar menunggu apakah masih akan ada kenaikan lagi setelah pertemuan Mei atau sebaliknya kemungkinan jeda setelah serangkaian kenaikan bunga sejak setahun terakhir.
Sentimen lainnya yang juga mempengaruhi pasar yakni isu risiko gagal bayar utang AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintah akan kehabisan dana pada awal bulan depan, termasuk risiko tak punya dana untuk membayar utang sehingga berisiko default. Karena itu, Kongres AS didesak untuk mendukung RUU peningkatan plafon utang.
Dari dalam negeri, pasar merespons sejumlah data yang positif. Inflasi April yang bertepatan dengan momentum Ramadan dan lebaran meningkat sebesar 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, BPS menyebut inflasi periode lebaran kali ini tidak setinggi tahun lalu.
Pabrik-pabrik di dalam negeri juga semakin berkinerja baik. Hal ini tercermin dari indeks PMI Manufaktur April sebesar 52,7 poin, naik dari bulan sebelumnya 51,9. Data ini menunjukkan bahwa kinerja manufaktur di dalam negeri semakin ekspansif.
Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan dibuka berfluktuatif pada perdagangan besok tetapi berpeluang ditutup melemah di rentang Rp 14.680-Rp 14.750 per dolar AS.