Rupiah Menguat ke Level 14.500/US$ Efek Sinyal The Fed
Rupiah dibuka menguat 77 poin ke level Rp 14.615 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Bank sentral AS, The Federal Reverse dini hari tadi memberikan sinyal kenaikan suku bunga mungkin sudah mendekati babak akhir sehingga sentimen ini membantu penguatan rupiah.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat ke arah Rp 14.590 per dolar AS pada pukul 09.25 WIB atau sudah menguat 0,7% dibandingkan penutupan kemarin.
Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat. Apresiasi tertinggi dialami won Korea Selatan 0,92%, disusul rupiah, kemudian baht Thailand 0,41%, peso Filipina 0,34%, yuan Cina 0,31%, dolar Taiwan 0,21%, ringgit Malaysia 0,20%, dolar Singapura 0,19%, yen Jepang 0,16%, rupee India 0,06% dan dolar Hong Kong 0,01%.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat setelah sinyal kemungkinan suku bunga The Fed tak naik lagi. Ia meramalkan rupiah bergerak di rentang Rp 14.550-Rp 14.750 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan menguat oleh dolar AS yang melemah tajam setelah the Fed pada FOMC mensinyalkan untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Kamis (4/5).
The Fed kembali menaikkan suku bunga yang ke 10 kalinya pada dini hari tadi sebesar 25 bps. Dengan demikian, suku bunga sudah naik 500 bps atau 5% selama setahun terakhir. Kenaikan itu sudah sesuai ekspektasi pasar.
Namun, perhatian pasar tertuju pada sinyal bahwa siklus kenaikan mungkin sudah mendekati babak akhir. Mengutip CNBC Internasional, terdapat beberapa kalimat dalam dokumen The Fed dini hari tadi yang dihilangkan dari pernyataan pertemuan sebelumnya yang mengatakan bahwa "Komite mengantisipasi bahwa beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mencapai target inflasi 2%".
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers juga mengatakan sudah lebih dekat saat berbicara terkait titik akhir kenaikan suku bunga seperti dikutip dari Reuters.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menyebut, hasil rapat The Fed kali ini sebetulnya tidak sepenuhnya sesuai ekspektasi pasar. Beberapa pelaku pasar mengharapkan The Fed akan memberi sinyal yang jelas soal pemangkasan suku bunga, namun hanya menyinggung soal kemungkinan menahan kenaikan.
"Tapi hal tersebut mungkin cukup untuk mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Penekanannya pada indikasi tidak menaikan suku bunga dalam waktu dekat. Nilai tukar emerging markets lainnya pun terlihat menguat pagi ini terhadap dolar AS," kata Ariston.
Selain itu, menurut dia, kekhawatiran pasar soal krisis perbankan AS dengan kenaikan suku bunga acuan AS kali ini juga menjadi bisa pemicu pelemahan dolar AS. Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 14.600, dengan resisten di kisaran Rp 14.750 per dolar AS.