Penurunan Harga Komoditas Mulai Berdampak ke Penerimaan Negara

Abdul Azis Said
23 Mei 2023, 12:24
harga komoditas, penerimaan negara, apbn
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak tak tumbuh tak setinggi tahun lalu. Penerimaan dari bea keluar bahkan turun tajam.

Harga komoditas yang melandai mulai berdampak terhadap kinerja penerimaan negara dalam APBN tahun ini. Penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak tak tumbuh tak setinggi tahun lalu. Penerimaan dari bea keluar bahkan turun tajam. 

Penerimaan pajak selama empat bulan pertama tahun ini tercatat tumbuh 21,3%, tak setinggi pertumbuhan periode yang sama tahun lalu mencapai 51,4%. Kementerian Keuangan mencatat, perlambatan pertumbuhan penerimaan pajak terjadi karena penurunan harga mayoritas komoditas utama Indonesia serta penurunan kinerja ekspor impor.

"Kami akan terus melakukan berbagai langkah pelaksanaan UU HPP dan terus waspada dengan lingkungan ekonomi yang menunjukkan ada tanda-tanda pelemahan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Mei 2023, Senin (22/5).

Pajak penghasilan (PPh) badan pada tahun lalu tumbuh melesat hingga 105% karena booming komoditas, kini hanya tumbuh 28,5%. Berdasarkan sektor yang paling diuntungkan, setoran pajak di sektor pertambangan yang sempat melesat 259% pada tahun lalu hanya tumbuh 64%.

Perlambatan dari sisi pajak ini sangat berpengaruh terhadap total pendapatan negara karena memberi andil hampir 70%. Oleh karena itu, total pendapatan negara selama empat bulan terakhir hanya tumbuh 17,3% saat tahun lalu mampu melesat hingga 46%.

Meski demikian, harga batu bara yang masih tinggi membantu menjaga pertumbuhan setoran PNBP tetap tinggi. Penerimaan PNBP sumber daya alam nonmigas selama empat bulan terakhir meningkat 131% disebabkan tingginya harga batu bara acuan (HBA) dan perubahan pada tarif royalti batu bara sebagaimana PP 26 2022. 

Namun, penurunan pada harga minyak mentah Indonesia menyebabkan setoran PNBP sumber daya alam migas anjlok 17%. Penurunan ini yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan PNBP secara akumulasi tahun ini tak setinggi tahun lalu.

Penurunan harga komoditas juga menyebabkan penerimaan negara dari bea keluar turun dalam. Realisasi penerimaan dari bea keluar anjlok 71,7% saat tahun 2021 dan 2022 bahkan bisa tumbuh ratusan persen.

Penurunan tersebut terutama terpengaruh penurunan harga minyak kelapa sawit atau CPO. Penerimaan bea keluar dari CPO menyusut 70,6%. Setoran bea keluar tembaga dan bauksit juga anjlok masing-masing 78% dan 79% karena penurunan volume ekspor.

"Kalau tahun lalu kita bisa mengumpulkan Rp 14,5 triliun dari bea keluar, tahun ini hanya Rp 4,11 triliun terutama karena harga CPO yang menurun tajam, juga volume ekspor mineral serta tarif bea keluar tembaga yang turun," kata Sri Mulyani.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...