Surplus Neraca Dagang Mei Diprediksi Turun karena Ekonomi Dunia Lesu

Abdul Azis Said
15 Juni 2023, 07:51
neraca dagang, surplus, ekspor
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Surplus neraca dagang Mei 2023 diperkirakan turun dari bulan sebelumnya karena pelemahan ekonomi mitra dagang Indonesia dan penurunan harga komoditas. Namun normalisasi aktivitas produksi usai lebaran membantu kinerja ekspor tidak turun terlalu dalam.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus dagang bulan lalu sebesar US$ 2,57 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar US$ 3,94 miliar. Aktivitas ekspor impor pada Mei kembali normal pasca libur panjang lebaran yang mengurangi waktu produksi pada bulan April.

Namun, ia melihat ekspor kemungkinan hanya naik 1,1% secara bulanan dan turun 9,3% secara tahunan. Hal ini dipicu pelemahan ekonomi mitra dagang Indonesia dan penurunan harga komoditas utama. Harga CPO turun lebih dari 11% dalam sebulan, batu bara juga anjlok hingga 15% serta nikel yang turun sekitar 7%.

 "Sementara, aktivitas manufaktur dari mitra dagang Indonesia seperti Uni Eropa dan AS cenderung menurun ke fase kontraktif," kata Josua dalam catatannya dikutip Kamis, (15/6).

Kinerja impor akan lebih baik dari ekspor dengan perkiraan naik 10% dari bulan sebelumnya tetapi turun 9% jika dibandingkan secara tahunan. Impor berpotensi didorong barang-barang non-migas di tengah kinerja manufaktur domestik yang masih ekspansif.

Faktor lain pendorong masih tingginya impor adalah inflasi yang rendah di Cina. Hal ini memicu harga-harga barang di negara tersebut menjadi lebih murah dan permintaan impor Indonesia meningkat.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga memperkirakan surplus neraca dagang Mei lebih rendah menjadi sebesar US$ 3,02 miliar. Ekspor diramal turun 6,7% dibandingkan tahun lalu, tetapi tak sedalam penurunan impor sebesar 7,2%.

Penurunan surplus dagang dipicu pelemahan harga komoditas utama Indonesia seperti batu bara dan CPO. Namun ini dikompensasi harga komoditas lainnya yang menurutnya cenderung membaik.

Impor juga menurun karena harga komoditas minyak dan gandum juga menurun. "Nilai perdagangan internasional Indonesia lumayan meningkat secara tahunan dibandingkan April karena Mei tahun lalu ada lebaran," kata David.

Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan surplus neraca dagang menurun ke US$ 3,07 miliar. Ekspor dan impor diperkirakan masih terkontraksi secara tahunan tetapi tidak terlalu dalam.

Ia memperkirakan ekspor turun 4,3% secara tahunan, lebih landai dibandingkan kontraksi hingga 29% pada bulan sebelumnya. Penurunan masih dipengaruhi moderasi harga komoditas dan risiko pelemahan ekonomi global. 

Namun, kontraksinya lebih landai seiring ekspor yang rendah pada Mei tahun lalu karena ada lebaran. Sementara, Lebaran tahun ini jatuh pada April sehingga normalisasi pasca lebaran terjadi pada Mei.

Impor juga diperkirakan tidak akan turun sedalam bulan April. Penurunan dipicu penurunan harga komoditas, ekonomi global yang lemah, dan investor yang menahan aktivitas produksi serta investasi jelang tahun Pemilu 2024. Namun penurunan impor tak terlalu dalam karena aktivitas pasca lebaran kembali normal.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...