Rupiah Sentuh Rp 15.000/US$ Usai Bank Sentral Cina Pangkas Suku Bunga
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 38 poin ke level 15.033 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Koreksi pada kurs garuda terjadi usai bank sentral Cina, PBoC memangkas suku bunga pinjamannya, menjadi sinyal tanda-tanda perlambatan ekonomi di negara tersebut.
Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah 15.048 pada pukul 09.30 WIB atau terkoreksi 0,25% dibandingkan posisi penutupan kemarin sore.
Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah termasuk ringgit Malaysia 0,19% dan yuan Cina 0,16%. Sebaliknya, won Korea Selatan dan yen Jepang mampu menguat.
Rupiah diperkirakan kembali melemah hari ini di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi Cina. Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan kurs garuda akan melemah dengan bergerak di rentang 14.950-15.050 per dolar AS.
Kekhawatiran perlambatan ekonomi Cina tercermim dari keputusan bank sentral, PBOC yang memangkas suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun masing-masing sebesar 10 bps. Pelonggaran kebijakan moneter ini menjadi sinyal bank sentral juga khawatir adanya tanda-tanda perlambatan di perekonomian terbesar kedua dunia itu.
"Beberapa data ekonomi dari China akhir-akhir ini juga sedikit mengecewakan terutama data perdagangan," kata Lukman salam catatannya pagi ini, Selasa (20/6).
Sejumlah raksasa keuangan dunia juga telah memangkas proyeksi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Cina. Terbaru, Goldman Sachs memangkas perkiraan mereka dari 6% menjadi 5,4%.
Tekanan rupiah juga berasal dari kenaikan imbal hasil alias yield obligasi AS karena kekhawatiran suku bunga bank sentral AS, The Fed masih akan dinaikkan lagi. Mayoritas pasar memperkirakan suku bunga akan dinaikkan pada pertemuan bulan depan setelah ditahan pada pekan laku.
Senada, Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra juga melihat pelemahan ekonomi Cina dan Eropa akan menjadi perhatian utama pasar pada perdagangan hari ini. Selain itu, sikap hawkish The Fed soal arah suku bunga juga akan menekan rupiah.
Ia memperkirakan rupiah hari ini melemah ke arah 15.050, dengan potensi support di kisaran 14.950 per dolar AS.