Rupiah Menguat Pagi Ini Imbas Loyonya Dolar karena Data Inflasi AS
Kurs rupiah menguat ke level 14.951 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Rupiah melanjutkan penguatan yang sudah berlangsung sejak kemarin seiring pelemahan dolar AS yang terdampak oleh data penurunan inflasi produsen AS.
Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat terhadap dolar AS. Kenaikan tajam terutama dialami ringgit Malaysia 1,1%, won Korea Selatan 0,52%, yen Jepang 0,44% dan peso Filipina 0,28%.
Kurs rupiah berpeluang kembali menguat hari ini setelah data inflasi di tingkat produsen di AS menunjukkan penurunan, sehari setelah inflasi di tingkat konsumen juga di bawah ekspektasi pasar. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah menguat ke 14.900, dengan potensi resistance di kisaran 14.980 per dolar AS.
Inflasi produsen AS pada Juni naik 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya, kenaikan lebih rendah dari perkiraan Dow Jones 0,2%. Data ini keluar sehari setelah inflasi konsumen AS pada periode yang sama juga menunjukkan level lebih rendah dari perkiraan ke 3% secara tahunan.
"Data semalam menambah keyakinan pasar bahwa Bank Sentral AS, The Fed akan menghentikan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu dekat," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Jumat (14/7).
Setelah rilis sejumlah data tersebut, indeks dolar melemah ke bawah level 100. Imbal hasil atau yiled US Treasury juga terus menurun.
Senada, analis pasar uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah kembali menguat usai rilis inflasi produsen yang lebih rendah, menandakan tekanan dari kenaikan harga di AS semakin mereda. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang 14.850-15.000 per dolar AS.