Cadangan Devisa Turun jadi US$ 137,7 M karena Pemerintah Bayar Utang
Bank Indonesia mencatat cadangan devisa pada akhir Agustus mencapai US$ 137,1 miliar, turun US$ 500 juta dibandingkan posisi akhir Juli sebesar US$ 137,7 miliar. Penurunan cadangan devisa, antara lain disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, penurunan posisi cadangan devisa juga dipengaruhi oleh kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. “Ini sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Kamis (7/9).
Meski turun, menurut Erwin, posisi cadangan devisa masih sangat aman dan setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, menurut dia, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
“Seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.