ADB: Krisis Properti Cina Membebani Prospek Ekonomi Asia Pasifik

Agustiyanti
20 September 2023, 14:37
ADB, pertumbuhan ekonomi, ekonomi, asia pasifik
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Ilustrasi. ADB memperkirakan pertumbuhan tahun depan untuk kelompok negara yang terdiri dari 46 negara di Asia Pasifik dan tidak termasuk Jepang, Australia, dan Selandia Baru direvisi naik menjadi 4,8% dari sebelumnya 4,7%.

Bank Pembangunan Asia atau ADB memangkas prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik pada tahun ini dari proyeksi sebelumnya 4,8% menjadi 4,7%. Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ini disebabkan oleh melemahnya sektor properti Tiongkok dan risiko terkait El Niño yang mengaburkan prospek regional. 

Namun demikian, ADB memperkirakan pertumbuhan tahun depan untuk kelompok negara yang terdiri dari 46 negara di Asia Pasifik dan tidak termasuk Jepang, Australia, dan Selandia Baru direvisi naik menjadi 4,8% dari sebelumnya 4,7%.

"Kami masih melihat pertumbuhan yang tangguh di kawasan ini didasarkan pada konsumsi dan investasi dalam negeri yang cukup kua meskipun permintaan eksternal berkurang,” Albert Park, kepala ekonom ADB, mengatakan pada konferensi pers.

ADB mengubah perkiraan pertumbuhannya untuk Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara tahun ini.  Tiongkok dan India yang menjadi sumber pertumbuhan kawasan diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar 4,9% dan 6,3%, sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan Juli sebesar 5% dan 6,4%.

Menurut laporan ADB, krisis properti di Tiongkok telah menimbulkan risiko penurunan dan menghambat pertumbuhan regional. ADB memperkirakan pertumbuhan Tiongkok pada tahun depan akan lebih rendah menjadi 4,5%, sedangkan pertumbuhan ekonomi India diperkirakan lebih baik yakni mencapai 6,7%. 

Meskipun pertumbuhan sejauh ini kuat dan tekanan inflasi mulai berkurang di negara-negara berkembang di Asia, Park mengatakan, pemerintah di negara-negara kawasan perlu waspada terhadap berbagai tantangan yang dihadapi kawasan ini, termasuk ketahanan pangan.

Inflasi di negara-negara berkembang di Asia diperkirakan akan turun menjadi 3,6% tahun ini dari 4,4% tahun lalu, dan terus melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024. Penurunan inflasi akan  memberikan ruang bagi bank sentral untuk mengambil kebijakan ADB mengatakan kenaikan suku bunga dan siklus pelonggaran akan bervariasi di masa depan.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...