Realisasi Pembiayaan Utang Anjlok 40%, Baru Capai Rp 198 T per Agustus
Kementerian Keuangan mencatat, pembiayaan utang hingga Agustus 2023 baru mencapai Rp 198 triliun. Menteri Keungan Sri Mulyani menjelaskan, realisasi pembiayaan utang tersebut turun 40,4% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Hingga Agustus, pembiayaan utang hanya Rp 198 triliun atau baru 28,4% dari target rencana tahun ini,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9).
Sri Mulyani menjelaskan penambahan utang tersebut, mayoritas berupa surat berharga negara. Realisasinya hingga akhir bulan lalu mencapai Rp 183 triliun, turun 42,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara realisasi pembiayaan dalam bentuk pinjaman sebesar Rp 15 triliun, lebih rendah 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Jadi, kalau dilihat secara below the line pembiayaan ini, APBN telah terus meningkatkan kekuatan, kemandirian, dan kesehatannya. Sehingga saat dunia mengalami perubahan cepat dengan inflasi tinggi dan suku bunga naik drastis, APBN kita relatif terjaga," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, turunnya realisasi pembiayaan utang seiring masih baiknya kinerja penerimaan negara di tengah belanja negara yang terjaga. “Kehati-hatian dalam penerbitan surat utang adalah bagian dari antisipasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian dalam beberapa waktu terakhir,” kata Sri Mulyani.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Agustus 2023 kembali mencetak surplus mencapai Rp 147,2 triliun. Surplus jumbo pada APBN seiring realisasi pendapatan negara yang sudah mencapai Rp 1.821,9 triliun atau 74% dari target, di tengah realisasi belanja negara yang baru mencapai 54,7% dari target atau Rp 1.674,7 triliun.
Pendapatan negara hingga Agustus 2023 tumbuh 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan belanja negara hanya naik 1,1% secara tahunan.
"APBN hingga akhir Agustus 2023 masih mencatatkan surplus Rp 147,2 triliun atau 0,7% dari PDB. Dari sisi keseimbangan primer, kita juga surplus Rp 441,2 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9).