Rupiah Dibuka 15.618/US$, Berpotensi Melemah Menanti Data Ekonomi AS
Mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (6/10), nilai tukar rupiah menguat 0,10% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level 15.618. Sebelumnya rupiah ditutup pada level 15.634. Meski begitu, analis memperkirakan rupiah hari ini melemah seiring investor mengantisipasi data ekonomi AS.
Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh investor yang mengantisipasi data cadangan devisa Indonesia siang ini yang diperkirakan akan mengalami penurunan.
“Dari eksternal, investor cenderung wait and see menantikan data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls malam ini,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat pagi ini. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.550-15.650.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pengamat pasar uang, Ariston Tjendra. Ia memperkirakan rupiah bergerak melemah, mengantisipasi data tenaga kerja non pertanian AS.
Data NFP ini biasanya menjadi perhatian pelaku pasar keuangan global karena data ini bisa memperlihatkan gambaran tenaga kerja AS versi pemerintah yang bisa mempengaruhi kebijakan Bank Sentral AS.
“Ada potensi data NFP dan data tenaga kerja lainnya seperti data tingkat pengangguran AS dan rata-rata Upah per jam yang dirilis Malam ini akan menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid,” kata Ariston.
Semalam data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dirilis 207 ribu klaim, hanya naik sekitar 2 ribu klaim dibandingkan minggu sebelumnya. Ariston menjelaskan hal ini mengindikasikan kondisi ketenagakerjaan AS masih cukup solid.
“Situasi tersebut masih mendukung kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk mengendalikan inflasi AS yang masih belum turun ke target 2%,” kata Ariston yang memperkirakan rupiah melemah pada level 15.650 dengan potensi support di kisaran 15.580.