Rupiah Dekati Rp 16 Ribu per Dolar, Masyarakat Padati Money Changer?
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah. Mengutip Investing.com nilai tukar rupiah terhadap dolar terpantau paling lemah pada 3 Oktober 2023 lalu ketika menyentuh level 15.742.
Katadata.co.id pun melakukan reportase ke sejumlah kantor penukaran uang atau money changer yang berlokas di Jakarta hari ini. Tujuannya untuk melihat apakah masyarakat mulai menukarkan uangnya.
Salah satu lokasi yang disambangi adalah Luxury Money Changer yang berlokasi di jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Salah satu pegawai mengatakan bahwa akhir-akhir ini banyak yang menjual dolar AS.
Bahkan ketika rupiah sedang melemah seperti hari ini, penjualan dolar sangat tinggi. Bahkan, dalam satu kali transaksi, Alvin pernah menukarkan dolar hingga US$ 100 ribu saat rupiah melemah.
Alvin mengatakan sejak Januari 2023, pertukaran rupiah terhadap dolar meningkat. Meski demikian, kondisi ini akibat mulai banyaknya masyarakat yang bepergian.
“Jualnya bisa sampai US$ 100 ribu dalam satu transaksi, tapi kebanyakan relatif sesuai kebutuhan tidak tergantung lagi naik atau turun,” kata Alvin kepada Katadata.co.id, Rabu (11/10).
Salah satu pengunjung yang bernama Pingky tak menyadari bahwa hingga saat ini rupiah tengah melambung tinggi. Pegawai swasta tersebut mengatakan selama ini dirinya tidak terlalu memperhatikan pergerakan rupiah.
Pngky menukarkan uang yang merupakan milik perusahaannya. “Oh lagi tinggi ya, tadi menukar di harga 15.600 an sih,” ujar Pingky sambil menunggu petugas Luxury Money Changer memproses transaksinya.
Respons yang sama juga diutarakan oleh Tegar yang tengah menukarkan rupiah kepada dolar AS di money changer DolarAsia yang berlokasi di Melawai, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan bahwa dirinya juga tidak terlalu mempermasalahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang begitu tinggi. Ia bahkan menukarkan rupiah yang dibungkus amplop coklat kepada petugas untuk ditukarkan tanpa mempertanyakan kembali nilai tukarnya.
“Soalnya saya untuk atasan juga, jadi tidak terlalu hafal berapa nilai tukarnya,” kata Tegar.
Terlihat tumpuk-tumpukan rupiah pecahan 50.000 dan 100.000 seperti tak kunjung habis menunggu untuk dihitung. Pegawai DolarAsia, Rendy menjelaskan bahwa uang tersebut sebagian besar tengah ditukarkan ke mata uang Asia. Seperti, Jepang, Thailand, dan Cina.
Hal tersebut dikarenakan saat ini banyak masyarakat Indonesia yang tengah merencanakan liburan untuk akhir tahun. Selain itu, Asian Games yang sedang berlangsung di Cina juga menjadi alasannya.
Ia mengatakan untuk jual beli valuta asing, dolar AS dan dolar Singapura yang seringkali digunakan untuk transaksi. “Minimal satu hari pasti ada,” kata Rendy.
Rendy menjelaskan saat ini sedikit konsumen yang menjual atau membeli dolar. Ini karena, banyak pemegang valas masih menunggu harga akan lebih tinggi lagi.
“Kan dari kemarin pergerakannya tiba-tiba, tidak menentu. Yang mau jual pasti berharap bakal naik lagi,” kata Rendy.
Rendy pun mengatakan di kantor DolarAsia, pertukaran dolar AS terhadap rupiah cenderung stabil sejak awal tahun. Namun ketika dolar AS sedang tinggi, banyak pengunjung yang berpikir dua hingga tiga kali untuk menjual atau membeli.
“Kalau sekarang justru sepi, karena yang mau beli nunggu turun dulu” kata Rendy.
Sebagai informasi, rupiah merosot hingga 2,7% dalam perhitungan tahunan atau year on year (YoY). Namun, dalam perhitungan tahun berjalan atau year to date (YtD), rupiah tercatat hanya melemah 0,8% sepanjang tahun ini.
Pelemahan tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Sebelumnya, menjelaskan Deputi Gubernur Bank Indonesia Destry Damayanti tekanan terhadap rupiah lebih disebabkan memburuknya sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kondisi perekonomian di AS.
Menurut dia, tekanan terutama datang dari pernyataan anggota dewan gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserve yang mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian AS masih sangat besar. "
Tiap kami dengar pernyataan dari member bank sentral, mereka itu langsung swing di market besar sekali," ujar Destry dalam acara Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (4/10).