Rupiah Melemah ke 15.879 per US$, Dipicu Sinyal Ketahanan Ekonomi AS

Lavinda
Oleh Lavinda
25 Oktober 2023, 19:02
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level 15.870 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (15/10), melemah 21 poin atau 0,13% dari penutupan sebelumnya yang sebesar 15.849.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia turut menguat ke posisi Rp 15.871 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 15.869 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi tanda-tanda ketahanan ekonomi AS pasca-data manufaktur dalam Purchasing Managers' Index (PMI) AS sebesar 51 dari perkiraan 49,8.

"Data tersebut menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS, yang pada gilirannya memberikan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga," kata Ibrahim seperti dikutip Antara, Rabu (25/10).

Menurut dia, tanda-tanda ketahanan ekonomi AS akan memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Hal ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven.

"Bank sentral akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memutuskan suku bunga, meskipun pasar secara luas memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakannya," kata Ibrahim.

Namun, menurut dia, para pejabat Fed telah mengisyaratkan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, setidaknya hingga akhir 2024.

Saat ini, pasar sedang menunggu rilis data ekonomi AS, terutama data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga 2023 yang akan dirilis Kamis (26/10). Laporan data PDB AS akan diikuti oleh rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat (27/10).

Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyampaikan hari ini investor mengalihkan perhatian pada data ekonomi AS dan pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell.

"Investor mengantisipasi apabila Powell akan kembali bernada hawkish seperti minggu lalu. Pidato ini adalah yang terakhir bagi The Fed sebelum periode lockdown menjelang FOMC (Federal Open Market Committee) minggu depan," kata Lukman.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...