Rupiah Menguat 15.920, Potensi Melemah ke 16.000 masih Menghantui
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 0,11% ke level 15.920 pada perdagangan Senin (30/10). Namun, pada pengamat memperkirakan pergerakan rupiah masih akan melanjutkan tren pelemahan.
Analis pasar uang Lukman Leong menilai rupiah masih akan dalam tekanan dolar AS, setelah serangkaian data ekonomi AS yang kuat minggu lalu. “Namun perlemahan diperkirakan akan terbatas mengingat investor cenderung melihat dan mengamati FOMC minggu ini,” kata Lukman.
FOMC merupakan kependekan dari Federal Open Market Committee atau dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.
Dari dalam negeri, pasar keuangan juga masih menunggu data inflasi Indonesia bulan Oktober 2023. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.850-15.950.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini. Pasalnya, sentimen hindar risiko karena eskalasi konflik di Timur Tengah masih bertahan. Ada pula sentimen antisipasi pasar terhadap rapat kebijakan Moneter The Fed pekan ini.
Rupiah berpotensi melemah ke kisaran 15.965-16.000 hari ini, dengan support di sekitar 15.880-15.900.
“Harga emas spot yang masuk ke atas level psikologis US$ 2 ribu mengindikasikan masih kuatnya sentimen hindari risiko,” kata Ariston.
Sentimen lainnya, Bank Sentral AS akan memutuskan kebijakan moneternya ke depan di Kamis dini hari pekan ini. “Ekspektasi pasar mengenai suku bunga tinggi di AS masih bertahan,” kata Ariston.
Sejumlah mata uang Asia pun menguat terhadap dolar AS. Seperti yen Jepang menguat 0,3%, baht Thailand menguat 0,24%, ringgit Malaysia menguat 0,49%, peso Filipina menguat 0,16%, dan dolar Singapura menguat 0,06%.