Rupiah Dibuka 15.790/Dolar AS, Berpotensi Menguat Terbatas Hari Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,41% menjadi 15.790 pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (3/11). Analis pasar uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat lebih lanjut terhadap dolar yang melemah di tengah sentimen risk on di pasar.
“Namun penguatan akan terbatas, investor menantikan data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) malam ini,” ujarnya. Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.800 hingga 15.900.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan minat pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini. Indeks saham Asia bergerak naik pagi ini mengikuti kenaikan Indeks saham AS dan Eropa semalam. “Hal ini bisa mendukung penguatan rupiah sebagai risk asset terhadap dollar AS hari ini,” kata Ariston.
Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang masih menurun juga memberikan dukungan untuk penguatan rupiah terhadap dollar AS hari ini. Yield tenor 10 tahun sudah berada di kisaran 4,66% dari sebelumnya bergerak di atas 4,7%.
Dengan hasil yang tidak terlalu hawkish dan tidak adanya hal baru dari rapat kebijakan moneter AS yang terakhir, pasar kembali masuk ke aset berisiko untuk sementara. “Mengapa sementara? Karena the Fed tidak mengesampingkan kemungkinan akan menaikan suku bunga acuannya lagi,” katanya.
Ariston juga menilai Inflasi AS masih belum turun ke target 2% dan ekonomi AS terlihat masih solid. Semalam data pesanan pabrik AS bulan September dirilis mengalami kenaikan 2,8%, lebih bagus dari kenaikan bulan sebelumnya 1,0%.
“Jadi sentimen kenaikan suku bunga atau suku bunga tinggi bisa kembali membayangi pasar keuangan. Belum lagi konflik yang masih berlangsung di Palestina dan Ukraina. Ini bisa mendorong pelaku pasar masuk lagi ke aset dollar AS,” kata Ariston yang memprediksi penguatan rupiah ke arah 15.800-15.830, dengan potensi resisten di kisaran 15.900.
Malam ini, pemerintah AS akan merilis data penting yaitu sekumpulan data tenaga kerja seperti Non Farm Payrolls, tingkat pengangguran dan tingkat upah per jam sehingga pasar mungkin akan mengantisipasinya sebelum data dirilis yang bisa menahan pelemahan dollar AS.