Tekanan Inflasi Beras Melemah, BPS Beri Sinyal Harga Beras Akan Turun
Laju inflasi beras secara bulanan pada November 2023 tercatat 0,43%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tekanan inflasi akibat beras terus melemah. Pada bulan sebelumnya, inflasi beras masih 1,72%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengatakan, bahwa pada November 2023, kota yang mengalami deflasi atau penurunan harga beras terus bertambah jika dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Hal ini sebagai sinyal harga beras kemungkinan akan turun dalam waktu dekat
“Pada November 2023, 59 kota mengalami inflasi, 21 kota mengalami deflasi dan 10 kota stabil,” ujar Edy dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (1/12).
Sinyal penurunan juga terlihat dari rata-rata harga gabah kering panen (GKP) yang menurun 1,94% dan gabah kering giling (GKG) secara bulanan menurun 1,45%. Namun, secara tahunan, GKP masih naik 24,46% dan GKG naik 31,22%
Perubahan rata-rata harga beras di penggilingan juga turun 0,50% secara bulanan namun secara tahunan menunjukkan kenaikan 27,50%. Adapun beras grosir secara bulanan mengalami kenaikan 0,49% dan secara tahunan naik 21,50%. Sedangkan rata-rata harga beras eceran naik 0,43% secara bulanan dan naik 19,20% secara bulanan.
Edy menyebut, terdapat dua faktor utama menurunnya inflasi beras pada November 2023. Yang pertama, adalah beberapa wilayah penghasil gerabah sudah mulai panen.
“Kita lihat harga gabah mulai menunjukkan penurunan tapi tipis di tingkat produsen maupun penggilingan, November ini penurunan belum signifikan," ucap Edy.
Pihaknnya memprakirakan, harga beras dapat bertransmsi sampai ke penggilingan, grosir dan eceran. Sampai saat ini, BPS baru kumpulkan data sampai ke produsen dan penggilingan.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga beras adalah realisasi penugasan impor beras dengan masuknya pasokan impor untuk cadangan beras pemerintah dan juga bantuan pangan melalui program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).
“Secara tidak langsung dampaknya dari pertambahan stok dari impor ini dapat menahan laju inflasi beras dan menciptakan efek psikologis stabilisasi harga beras,” ujar Edy.