Data Ekonomi Amerika Direvisi Turun, Rupiah Diramal Kinclong Hari Ini
Rupiah melemah lagi 0,09% ke level Rp 15.525 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat pagi (22/12). Namun rupiah diperkirakan menguat sepanjang hari ini.
Analis Pasar Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat terhadap dolar AS sepanjang hari ini, setelah revisi data produk domestik bruto alias PDB Amerika kuartal ketiga lebih rendah dari perkiraan.
Data PDB Amerika kuartal III direvisi turun dari 5,2% menjadi 4,9%. Data indeks harga PDB dirilis di bawah ekspektasi yakni 3,3% vs 3,5%.
“Investor menantikan data penting inflasi pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditure (PCE) AS malam ini,” ujar Lukman dalam riset, Jumat (22/12).
Ia memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.400 – Rp 15.550 per dolar AS.
Peneliti Pasar Uang Ariston Tjendra juga menilai rupiah berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS, karena data PDB yang direvisi turun. Selain itu, data indeks manufaktur Philadelphia minus 10,5 atau lebih rendah dari ekspektasi negatif tiga.
“Kembali turunnya data ekonomi memperlihatkan perekonomian Amerika memerlukan tingkat suku bunga acuan yang lebih rendah,” ujar Ariston.
Investor pun menantikan data indikator inflasi Amerika yakni indeks harga PCE November. Analis memperkirakan angkanya lebih rendah dari sebelumnya yakni 2,8% vs 3%.
“Ekspektasi ini bisa memberikan tekanan terhadap dolar AS menjelang data dirilis,” ujar Ariston.
Ia memprediksi rupiah menguat hari ini ke level Rp 15.480 – Rp 15.450, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.530 – Rp 15.550 per dolar Amerika.
Sejumlah mata uang Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Berdasarkan data Bloomberg, baht Thailand menguat 0,23%, ringgit Malaysia 0,61%, dan peso Filipina 0,37%.
Sementara itu, dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing melemah 0,02%.