Beda Slepetnomics Cak Imin dan Jokowinomics yang diusung Prabowo
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menawarkan gagasan slepetnomics dalam debat cawapres pertama pada Jumat (22/12). Sementara calon presiden nomor urut 3 Prabowo Subianto sebelumnya memamerkan keberhasilan Jokowinomics dan akan melanjutkannya jika terpilih. Apa sebenarnya beda keduanya.
Cak Imin dalam debat cawapres menjelaskan, gagasan slepet atau slepetnomics dalam ekonomi dibutuhkan untuk mengatasi ketidakadilan. Muhaimin mengatakan, keberanian untuk mewujudkna aturan main yang adil dan berpihak kepada rakyat tidak ada dalam kebijakan ekonomi Indonesia saat ini.
"Ini kenapa kami menggagas slepetnomics sebagai solusi ekonomi. Segala ketidakadilan kita slepet," kata Cak Imin dalam sesi penutupan debat cawapres pada Jumat (22/12).
Menurut dia, slepetnomics adalah gagasan ekonomi yang telah diuji para pakar. Gagasan ini, menurut dia, berdasarkan pengalaman batin dan keberanian yang tidak berpihak kepada rakyat. "Ke depan, proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat hanya untuk memenuhi selera tertentu, kita harus slepet," ujarnya.
Melalui slepetnomics, Cak Imin menjanjikan perubahan berupa pemerataan dalam pembangunan kota dan desa di seluruh Indonesia. "Kedepan, kecurangan pembuatan aturan yang merangkap sekaligus pemain bisnis harus kita slepet. Kita bangun kesetaraan bagi semua pelaku usaha untuk maju bersama," kata dia.
Saat menjelaskan slepetnomics, ia mencontohkan ketidakadilan dalam ekonomi yang terjadi saat ini. Menurut dia, 100 orang terkaya di Indonesia saat ini memiliki kekayaan melampaui total kekayaan 100 juta orang Indonesia. Ia pun menawarkan ide untuk menaikkan pajak orang kaya dan menurunkan pajak kelas menengah sebagai gagasan dari slepet atau slepetnomics.
"Ini keadaan yang tidal adil. Yang kita kaya pajakin, kelas menengah pajaknya diturunkan," kata dia
Di sisi lain capres nomor urut 3 Prabowo Subianto juga sempat beberapa kali memamerkan keberhasilan program-program ekonomi Jokowi yang disebut dengan Jokowinomics. Prabowo bahkan berjanji akan melanjutkan Jokowinomics saat terpilih.
“Dengan Jokowinomics yang berdasar Pancasila, kita percaya kita akan mencapai Indonesia Emas 2024,” kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Seminar Ekonomi Universitas Kebangsaan Republik Indonesia pada dua pekan lalu.
Apa sebenarnya Jokowinomics?
Prabowo menilai Jokowinomics adalah aplikasi nyata ekonomi Pancasila yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Ada lima program Jokowi yang Prabowo nilai sebagai bentuk konkret ekonomi Pancasila, sebagai berikut:
- Kartu Indonesia Sehat yang melayani 96,8 juta orang lewati skema BPJS dan 236 juta layanan kesehatan gratis pada 2022
- Kartu Indonesia Pintar untuk 17,9 juta siswa dan 2,2 juta siswa sekolah agama
- Kartu Sembako yang digunakan 18,7 juta keluarga penerima manfaat dan bantuan 10 kg beras per bulan
- Program Keluarga Harapan
- BLT Dana Desa.
Prabowo berpendapat kelima program ini membantu banyak masyarakat lemah. Jokowinomics sebelumnya dikenalkan oleh ekonom James Guild. Ia menyebut, Jokowinomics adalah penggambaran gaya kebijakan ekonomi Presiden Jokowi, menciptakan kesejahteraan ekonomi yang merata lewat pembangunan infrastruktur fisik.
Sebelum James Guild, peneliti Universitas Nasional Singapura Eve Warburton sudah menyebut ada peralihan orientasi perencanaan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi.
Dalam artikelnya bertajuk A New Developmentalism in Indonesia, Warburton menyebut kebijakan baru ini lebih fokus kepada badan usaha milik negara selaku mesin pertumbuhan ekonomi, keinginan untuk meningkatkan posisi ekonomi di kancah internasional, dan adanya program kesejahteraan dan perlindungan sosial yang didanai negara. “Namun, bisa dibilang, hal terpenting dari rencana industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang diusung Jokowi adalah penekanan pada pembangunan dan modernisasi infrastruktur fisik Indonesia,” kata Warburton.