Ekonomi Global Dibayangi Perlambatan, Bagaimana Nasib RI?

Ferrika Lukmana Sari
18 Januari 2024, 06:18
ekonomi
ANTARA FOTO/Maulana Surya/nym.
Pengunjung melihat produk kerajinan seni yang dipasarkan dalam Solo Art Market di Solo, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023). Pasar produk ekonomi kreatif yang digelar setiap dua pekan tersebut diikuti 155 pelaku komunitas kreatif dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung di Kota Solo pada saat liburan akhir tahun.
Button AI Summarize

Pertumbuhan ekonomi global melambat dalam satu dekade terakhir dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan kondisi pemulihan pasca pandemi Covid-19 juga melanjutkan perlambatan sehingga banyak negara kehilangan momentum pertumbuhan.

Managing Director World Economic Forum Saadia Zahidi mengatakan, rata-rata, pertumbuhan PDB global telah menurun lebih dari 2% pada tahun 2018 untuk negara maju dan hampir 6% di negara berkembang.

"Kemudian pertumbuhan PDB negara berkembang pada awal tahun 2000 an menjadi kurang dari 1,5% dan kurang dari 2% pada periode pasca-Covid-19," kata Saadia dikutip dari laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk The Future of Growth Report 2024 pada Kamis (18/1).

Sementara rata-rata tingkat PDB di negara-negara berpendapatan tinggi hanya tumbuh 1,4% dari 2018 sampai 2023. Lalu naik 2,2% di negara-negara berpendapatan menengah ke atas dan naik 3,1% di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah, serta naik 3,1% di negara-negara berpendapatan rendah.

"Total PDB global saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi  pada tingkat yang sama, namun tingkat pertumbuhan pada tahun 2023 masih di bawah 4%, untuk semua kelompok pendapatan," kata dia.

Perlambatan Diperburuk Serangkaian Krisis

Saadia menyampaikan, perlambatan pertumbuhan diperburuk dengan serangkaian krisis. Lebih dari 15 tahun sejak awal krisis keuangan global 2007, namun hal ini terus memberikan pengaruh, tidak terkecuali pada pilihan kebijakan dari banyak negara maju.

"Pandemi dan guncangan akibat lockdown telah meninggalkan lonjakan utang dan membalikkan kemajuan pembangunan global," kata dia.

Selain itu, ketegangan dan konflik geopolitik semakin parah, yang membentuk kembali tatanan internasional yang semakin meningkat multipolar, dengan implikasi yang luas untuk teknologi, pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Saadi, masalah geopolitik dan perubahan iklim akan membayangi prospek jangka panjang seperti dari sisi kemanusiaan. Dan dunia saat ini dinilai berada jalur yang tepat untuk memenuhi target perjanjian Paris 2015 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Pertanyaan kunci, apakah dunia masih membutuhkan pertumbuhan ekonomi? Atau bagaimana pertumbuhan itu dicapai dan apakah selaras dengan kepentingan nasional dan prioritas global?," ujarnya.

PDB RI Tumbuh 2,30% dalam 5 Tahun Terakhir

Di tengah perlambatan global, rata-rata PDB per kapita Indonesia tumbuh 2,30% dalam lima tahun terakhir. Dengan nilai PDB per kapita US$ 12.936 pada 2023, Indonesia masuk kategori negara berpendapatan menengah atas.

WEF kemudian memasukan Indonesia dalam kelompok G1 bersama Bangladesh, Kolombia, Mesir, Panama dan Turki yang memiliki rata-rata pertumbuhan PDB per kapita sebesar 2,1%.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...