Airlangga: Surplus Neraca Dagang Ciptakan Ruang Kapasitas Fiskal
Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2023 mencatat surplus US$ 3,31 miliar atau surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak mei 2020. Pencapaian surplus tersebut didorong oleh sektor non migas yang berkontribusi hingga US$ 5,20 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$ 1,89 miliar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan capaian surplus ini menciptakan ruang kapasitas fiskal. Selain itu capaian ini juga memberikan stimulus bagi masyarakat dan dunia usaha.
“Peluang dan tantangan telah dimanfaatkan secara optimal. Momentum peningkatan harga komoditas dunia kita manfaatkan secara baik,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya dikutip, Kamis (18/1).
Airlangga mengatakan pencapaian surplus dagang Indonesia dengan beberapa negara merupakan hasil dari pencapaian regulasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023. Ia mencatatkan dengan Cina, Indonesia mengalami surplus US$ 2,06 miliar, dengan India surplus US$14,5 miliar, dengan Uni Eropa juga surplus US$0,89 miliar. Serta cadangan devisa 2023 meningkat pesat menjadi US$146,4 miliar.
“Pemerintah akan terus memitigasi berbagai dampak tantangan global yang masih terus bergulir. Dalam jangka pendek, Pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat, investasi, dan stabilitas makro ekonomi,” ujar Airlangga.
Untuk pertumbuhan ekonomi jangka menengah, ia mengatakan pemerintah memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang. Target ini diwujudkan melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong. Beberapa di antaranya peningkatan ekonomi berkelanjutan melalui transisi energi dan perbaikan carbon storage dengan didukung strategi pembiayaan berkelanjutan ramah lingkungan.
Kemudian peningkatan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi. Peningkatan produktivitas melalui inovasi digital dan penyiapan sumber daya manusia. Selain itu,melanjutkan reformasi struktural dan transformasi ekonomi melalui penguatan infrastruktur, kelembagaan, dan kemudahan perizinan berusaha, serta hilirisasi industri, untuk produk strategis seperti semikonduktor.