Sri Mulyani Sebut Potensi Ekonomi Digital Bisa US$ 1 Triliun di 2030

 Zahwa Madjid
Oleh Zahwa Madjid - Ferrika Lukmana Sari
19 Januari 2024, 03:21
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberi sambutan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi dari US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/5). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri
Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberi sambutan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi dari US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/5). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertemuan tersebut membahas berbagai kerja sama di bidang investasi dan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Button AI Summarize

Menteri Keuangan Sri Mulyani terbang ke Davos, Swiss untuk menghadiri acara tahunan World Economic Forum (WEF), yang berlangsung mulai 15 Januari hingga 19 Januari 2024. Ia sudah tiba di Davos sejak Minggu (14/1).

Bendahara negara tersebut melakukan beberapa agenda di tengah kunjungannya. Pada kamis (18/1), Sri Mulyani didapuk sebagai pembicara untuk membahas mengenai kawasan Asia Tenggara.

"Saya mendiskusikan tentang bagaimana membangun integrasi regional @asean melalui perekonomian digital," tulis Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati pada Kamis (18/1).

Menurutnya, ekonomi digital bukanlah hal asing bagi Indonesia, bahkan menjadi salah satu pilar Keketuaan ASEAN Indonesia, yang konsisten juga dengan Presiden Indonesia pada G20 pada 2022 lalu, dan menempatkan perekonomian global sebagai salah satu aspek sangat penting dalam mentransformasikan ekonomi.

"Daya ungkit ekonomi dapat diciptakan melalui digitalisasi karena ASEAN memiliki populasi lebih dari 640 juta jiwa, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun. Mereka semakin melek digital," kata Sri Mulyani.

Potensi perekonomian mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2030 berdasarkan studi Boston Consulting Group. Kemudian bisa mencapai US$ 2 triliun jika pemerintah mengakselerasi implementasi Digital Economic Framework Agreement yang telah diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada Keketuaan Indonesia di tahun 2023.

"Begitu banyak potensi, tetapi kita juga tahu, bahwa banyak rintangan. Saya yakin, potensi ini dapat digarap bersama, melalui kerja sama yang apik. Demi kesejahteran dan kemakmuran bangsa kita, kini dan nanti," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...