Rupiah Kembali Melemah Dibayangi Ekonomi AS dan Pilpres 2024

 Zahwa Madjid
31 Januari 2024, 10:02
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.418 per dolar AS pada Kamis (28/12), dimana mata uang Garuda menguat 12 poin atau naik 0,08 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,21% ke level Rp 15.813 pada perdagangan Rabu (31/1). Pelemahan tersebut diperkirakan akan berlanjut karena kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) yang masih solid serta adanya dampak Pilpres 2024. 

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, kinerja ekonomi AS masih cukup solid. Tercatat, data lowongan kerja AS pada Desember 2023 meningkat melebihi ekspetasi.

Berdasarkan data tersebut, tingkat lowongan kerja pada Desember 2023 naik dari proyeksi 8.750 juta menjadi 9,026 juta. Demikian pula tingkat keyakinan konsumen AS pada Januari 2024 juga naik dari proyeksi 114,2 menjadi 114,8.

“Hasil ini bisa menjadi pertimbangan Bank Sentral AS untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuan,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (31/1).

Selain itu, menjelang pengumuman kebijakan The Fed dini hari nanti, menurut Ariston, pelaku pasar masih mengambil sikap wait and see karena kebijakan tersebut bisa menekan nilai tukar rupiah.

Sementara pagi ini, data PMI Manufaktur Cina untuk bulan Januari masih menunjukkan kontraksi sebesar 49,2. “Ini juga sedikit banyak bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah,” ujarnya.

Mata Uang Asia Ikut Melemah

Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS seperti baht Thailand yang melemah 0,11%, ringgit Malaysa melemah 0,05%, yen Cina melemah 0,05%, peso Filipina melemah 0,08%, dolar Singapura melemah 0,12%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, yuan Jepang melemah 0,03%.

Dengan berbagai faktor tersebut, Ariston memperkirakan rupiah masih akan melemah di level Rp 15.850. "Dengan potensi support di kisaran Rp 15.770," kata Ariston.

Tak berbeda, Direktur PT Laba Forexindo Ibrahim Assuaibi juga memperkirakan rupiah masih melemah pada hari ini. Dia bahkan memperkirakan, mata uang asal Indonesia bergerak naik turun atau fluktuatif.

"Mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.750 - Rp 15.830," kata Ibrahim.

Pelaku Pasar Wait and See Jelang Pemilu

Gelaran Pemilu 14 Februari 2024 akan menjadi tantangan walau Indonesia sudah melewati momen Pemilu dengan damai. Ariston memperkirakan, Pemilu kali ini akan mendorong pelaku pasar untuk wait and see menunggu kepastian Presiden Indonesia berikutnya. 

"Mereka masih menunggu kejelasan siapa pemimpin baru, kebijakan ekonomi dan investasi [ke depan]. Jadi ini bisa menyumbang efek negatif ke aset berisiko seperti rupiah," kata Ariston.

Di tengah tantangan tersebut, Ibrahim menyebut ekonomi Indonesia tetap bertahan dengan baik atau resilien. Bahkan optimisme capaian ekonomi 2024 diproyeksi akan berlanjut didukung oleh konsumsi dan investasi.

Ibrahim mengatakan, aktivitas konsumsi masyarakat yang masih kuat didukung oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali juga penurunan tingkat pengangguran serta peran APBN, secara aktif menjadi shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat sepanjang 2023.

“Mulai kuartal pertama 2023, kinerja investasi terus mengalami tren penguatan, sejalan dengan percepatan penyelesaian proyek strategis nasional (PSN). Bukti resilien lainnya adalah PMI manufaktur Indonesia yang terus konsisten pada zona ekspansif atau lebih dari 50 poin,” ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...