Cabai dan Beras Jadi Biang Kerok Inflasi di Awal Tahun
Sepanjang lima tahun terakhir, cabai dan beras menjadi biang kerok inflasi di Indonesia pada awal tahun. Sebab, permintaan komoditas ini begitu besar dan rentan terhadap kenaikan harga setiap tahun.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, secara historis dalam lima tahun terakhir selalu terjadi inflasi pada bulan Januari. Komoditas utama penyebab inflasi pada Januari didominasi oleh beberapa komoditas pangan.
“Namun, inflasi secara umum dapat diredam oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi cukup dalam, seperti cabai rawit, cabai merah, serta tarif angkutan udara,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/2).
Komoditas penyumbang inflasi pada Januari 2020-2024
Pada Januari tahun 2020, penyumbang inflasi berasal dari cabai merah inflasinya 0,13% cabai rawit 0,05%, ikan segar 0,04% minyak goreng 0,04%, sigaret putih mesin 0,03%, dan beras 0,03%.
Kemudian pada Januari 2021, penyumbang inflasi dari komoditas cabai rawit 0,08%, tempe 0,03%, ikan segar 0,03%, tahu mentah 0,02%, tarif jalan tol 0,02% dan nasi dengan lauk 0,01%
Sedangkan Januari 2022, komoditas andil inflasi terdiri dari daging ayam ras 0,07%, bahan bakar rumah tangga 0,06%, ikan segar 0,04%, telur ayam ras 0,03%, beras 0,03% dan mobil 0,03%.
Selanjutnya Januari 2023, inflasi berasal dari beras 0,07%, ikan segar 0,04%, cabai merah 0,04%, cabai rawit 0,03%, sigaret kretek mesin 0,03% dan sewa rumah 0,03%.
Pada Januari 2024, beras memberikan andil inflasi 0,07%, ikan segar 0,04%, cabai merah 0,04%, cabai rawit 0,03%, sigaret kretek mesin 0,03%, dan sewa rumah 0,03%.
Inflasi Tahunan Sentuh 2,57%
BPS mencatatkan inflasi tahunan Indonesia mencapai 2,57% pada Januari 2024. Penyumbang inflasi tahunan terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 5,84% dan memiliki andil inflasi 1,63% terhadap total inflasi.
"Komoditas yang memberi andil inflasi kelompok ini antara lain beras, sigaret, kretek mesin, bawah putih dan tomat," kata Amalia.
Adapun sebaran inflasi tahunan terjadi di seluruh provinsi. Inflasi tertinggi terjadi di provinsi Papua Tengah dengan inflasi 4,76% dan inflasi terendah di Kepulauan Babel dengan inflasi sebesar 1,21%.
Sebagai informasi, mulai 2024 terdapat pembaharuan perhitungan. Karena itu, perhitungan inflasi Januari 2024 menggunakan indeks harga konsumen tahun dasar 2022 menjadi 100 indeks.
"Cakupan wilayah terdapat penambahan 60 kabupaten/kota sehingga total menjadi 150 wilayah. Sebelumnya, pada perhitungan tahun dasar 2018 hanya terdapat 90 wilayah” ujar Amalia.
Komposisi nilai konsumsi pun juga berubah dari tahun dasar 2018 makanan sebanyak 33,68% menjadi 38,04% dalam tahun dasar 2022. Lalu non-makanan dari 66,32% di 2018 menjadi 61,96% pada perhitungan dasar 2022. Cakupan paket komoditas pun ditambah dari 835 komoditas menjadi 847 komoditas.