Ekonomi RI Ungguli Malaysia, Meksiko dan Spanyol
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05% pada 2023, atau melampaui proyeksi. Dengan kinerja tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Airlangga bahkan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mengungguli Malaysia 3,77%, Meksiko 3,10%, dan Spanyol 2,50%.
"Namun masih berada di bawah Cina 5,20%, Filipina 5,57% dan Uzbekistan 6%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 5,05% sejajar dengan Vietnam yang juga mencatatkan angka yang sama," kata Airlangga, dikutip dari Antara, Selasa (6/2).
Kemudian, dari sisi pengendalian inflasi, Indonesia juga tercatat lebih stabil dibandingkan negara lain seperti Korea Selatan 3,2%, Jerman 3,7% dan bahkan Rusia 7,42%.
"Dari segi pengendalian inflasi, Indonesia juga lebih baik di mana Indonesia bisa menahan inflasi di angka 2,61%. Sehingga inflasi kita itu sebagai top lima. Di atas kita Jepang, Arab Saudi, Italia dan Cina," kata Airlangga.
IMF Proyeksi Ekonomi RI Naik 5%
Dana Moneter Internasional (IMF) masih mempertahankan proyeksi ekonominya terhadap Indonesia di level 5% hingga 2025. Bank Dunia juga memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 4,9%-5%, sedangkan OECD sebesar 5,2%.
Kendati demikian, Airlangga tetap waspada terkait adanya risiko global yang dapat memengaruhi perekonomian nasional. Beberapa risiko di antaranya terkait peningkatan tensi geopolitik, pelemahan ekonomi Cina, volatilitas harga komoditas.
“Pengetatan moneter dan juga dengan tingkat suku bunga tinggi untuk masa yang lebih panjang, atau yang sering dikatakan dengan higher for longer,” kata Airlangga.
Selain itu, fragmentasi ekonomi sebagai hasil dari meningkatnya tensi geopolitik beserta krisis perubahan iklim juga turut menjadi risiko yang perlu diwaspadai Indonesia ke depan.
Peningkatan Sektor Kontruksi dan Pengolahan
Dari sektor lapangan usaha, sektor konstruksi tumbuh 7,68%, sektor industri pengolahan tumbuh 4,07%, sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh sebesar 7,46%.
Adapun lapangan usaha dengan pertumbuhan kumulatif tertinggi adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 13,96 persen. Kemudian disusul oleh jasa lainnya sebesar 10,52% serta akomodasi, makanan, dan minuman 10,01%.
Airlangga mengatakan, pertumbuhan ketiga lapangan usaha tersebut didorong oleh faktor peningkatan mobilitas masyarakat, penyelenggaraan kegiatan internasional seperti Piala Dunia U-18, pertemuan KTT Asean, dan MotoGP Mandalika serta persiapan pemilihan umum (pemilu).
“Lapangan usaha sektor yang paling tumbuh tinggi adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuhnya adalah 13,96 persen dan sektor ini tumbuh tinggi karena recover dari Covid-19 kemarin,” kata Airlangga.
Sementara jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi secara kumulatif tahun 2023, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 0,95%. Pertumbuhan industri pengolahan disebut terdorong oleh kuatnya permintaan domestik dan global.
Airlangga menambahkan, kinerja cemerlang ekonomi Indonesia turut didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tercatat 4,47%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara kumulatif pada 2023 mencapai 4,82%, sementara pada 2022 dapat mencapai 4,94%.