Gantikan Sri Mulyani, Ini 4 Kandidat Potensial untuk Jadi Menkeu
Susunan kabinet Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan usai unggul dalam hitung cepat atau quick count Pemilu 2024. Salah satu posisi penting yang banyak diperbincangkan adalah menteri keuangan.
Seperti diketahui, Sri Mulyani Indrawati menjadi sosok yang sulit tergantikan sebagai Menkeu. Dia bahkan mendapat kepercayaan sebagai Menkeu pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudyohono (SBY) hingga Jokowi.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita bahkan sulit memprediksi siapa kandidat Menkeu yang cocok di pemerintahan baru nanti, jika patokannya adalah Sri Mulyani.
“Masalahnya Bu Sri Mulyani ini sangat lama sekali menjabat [Menkeu]. Jejaknya di mana-mana. Di Era SBY beliau sempat lima tahun. Di era Jokowi dua periode malah,” ujar Ronny kepada Katadata.co.id, Senin (19/2).
Tak hanya itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga mempunyai reputasi dan kredibilitas yang bagus di mata investor maupun pasar. Sehingga, menurut Ronny, belum ada Menkeu yang bisa setara dengan Sri Mulyani.
Tak berbeda, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga sempat menyebut Sri Mulyani merupakan sosok yang punya kredibilitas, sehingga belum ada yang bisa menggantikannya sebagai Menkeu.
Bahkan pada era Jokowi, kata Bhima, kepercayaan internasional bergantung pada Sri Mulyani. Hal itu diungkapkan oleh Bhima pada 20 Januari 2024 lalu, terkait pentingnya posisi Sri Mulyani di pemerintahan Jokowi.
"Hampir tidak ada, investor yang percaya langsung kepada Jokowi. Tentu perantara melewati Sri Mulyani atau Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, tapi kredibilitas Sri Mulyani masih sangat penting di kabinet Jokowi," ujarnya.
Peluang Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi
Ronny memperkirakan, Sri Mulyani masih berpeluang untuk menjadi Menkeu untuk lima tahun ke depan. Namun hal ini tidak akan mudah. Karena muncul kabar ketidakcocokan antara Sri Mulyani dan Prabowo.
Dalam debat capres di Jakarta, Minggu (7/1), Prabowo sempat mengeluhkan, keputusan Sri Mulyani yang beberapa kali menolak pengajuan anggaran Kementerian Pertahanan. Salah satu alasannya terkait penyesuaian anggaran selama pandemi Covid-19.
Namun jika dilihat dari sisi proyeksi nomenklatur anggaran yang akan diajukan oleh pemerintahan Prabowo - Gibran, strategi pengelolaan utang akan memainkan peranan yang cukup penting.
“Maka Prabowo juga memerlukan sosok seperti Sri Mulyani untuk tetap mendapatkan atau mempertahankan kredibilitas dan reputasi surat utang ke depannya di mata investor, baik domestik maupun internasional,” ujarnya.
Walau Sri Mulyani masih punya peluang, Ronny menyebut empat kandidat lain yang dinilai cocok untuk menjadi Menkeu ke depan. Mereka adalah Drajad Wibowo, Eddy Suparno, Airlangga Hartarto dan Chatib Basri.
Berikut 4 Kandidat Potensial sebagai Menkeu:
1. Drajad Wibowo
Drajad Wibowo merupakan Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran. Dia juga seorang ekonom Indef dan mantan anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2004-2009. Dradjad meraih gelar sarjana di IPB Bogor dan meraih gelar Master dan Doktor di universitas yang sama yaitu University of Queensland.
Dia pernah menjadi wakil ketua Fraksi PAN untuk periode 2004-2009, dan Anggota Komisi XI DPR RI (2004-2009). Selain itu, ekonom ini juga pernah mengemban tugas sebagai Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan Badan Intelijen Negara (BIN).
2. Eddy Suparno
Eddy Suparno adalah pebisnis dan politikus. Dia menjabat sebagai Direktur Keuangan Bakrie and Brothers (2009-2015) setelah sebelumnya bergabung sebagai Chief Financial Officer (CFO) Bakrie Indo Infrastructure pada Juli 2008 lalu.
Dia mempunyai pengalaman di dunia perbankan selama 20 tahun, termasuk bekerja di berbagai negara di Asia seperti Singapura dan Hongkong. Eddy juga sempat mengembangkan kariernya sebagai direktur investasi di Merrill Lynch.
Selain sebagai pebisnis, Eddy juga merupakan politikus. Dia adalah Sekretaris Jenderal PAN dalam kepengurusan periode 2015-2020 dan juga merupakan Wakil Direktur Eksekutif Amien Rais for President.
3. Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 dan pernah menjadi Menteri Perindustrian pada periode 2016-2019.
Di samping jabatan di pemerintahan, lelaki kelahiran Surabaya ini juga menduduki posisi penting di partai politik. Sejak 2017 hingga sekarang, Airlangga dipercaya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Tak hanya politik dan pemerintah, dia juga pebinis ulung. Airlangga pernah menduduki posisi sebagai Komisaris PT Sorini Corporation Tbk, Presiden Direktur PT Bisma Narendra, Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas dan Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk.
4. Chatib Basri
Chatib Basri memiliki rekam jejak menjadi Menteri Keuangan di era SBY selama setahun. Ronny menyebut, Chatib juga tergolong cukup pro terhadap kebijakan countercyclical seperti Sri MuIyani.
"Sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan investor global, karena beliau akan berjuang untuk menjaga creditworthiness surat utang nasional,” ujar Ronny.
Muhammad Chatib Basri adalah seorang ekonom, peneliti, dan profesional asal Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia sejak 21 Mei 2013 hingga 20 Oktober 2014.
Sebelumnya, Chatip pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal sejak 14 Juni 2012 hingga 1 Oktober 2013. Keahliannya terutama dalam bidang makroekonomi, perdagangan internasional, dan ekonomi politik.
Tak hanya itu, alumnus Australia National University juga pernah duduk sebagai Penasehat Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia (2006-2010), Sherpa Indonesia untuk G-20 (2008) dan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010).