Subsidi Energi Capai Rp 189,1 Triliun, Menko Airlangga Beri Penjelasan
Alokasi anggaran untuk subsidi energi pada tahun 2024 menjadi yang tertinggi sepanjang masa. Dalam buku Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024, pemerintah mengalokasi subsidi energi mencapai Rp 189,1 triliun pada 2024.
Secara rinci, subsidi tersebut akan dialokasikan sebesar Rp 113,3 triliun untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG), serta Rp 73,6 triliun untuk subsidi listrik.
Alokasi anggaran tersebut sejalan dengan asumsi ekonomi makro pada 2024, bahwa harga minyak dunia (ICP) mencapai US$ 82/barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas mencapai 1,033 juta barel setara minyak per hari.
Maka dari itu, kenaikan anggaran subsidi sejalan dengan meningkatnya harga minyak mentah secara global. Pada tahun 2020, pemerintah mengalokasikan subsidi energi Rp 108,8 triliun. Kemudian meningkat menjadi Rp 140,4 triliun pada 2021, Rp 171,9 triliun pada 2022 dan Rp 185,4 triliun pada 2023.
Monitor Perkembangan Harga Minyak Mentah
Merespons hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan memonitor perkembangan harga minyak mentah karena memengaruhi subsidi energi dalam negeri.
Selain itu, pihaknya juga telah memanggil Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebagai badan yang akan membuat tarif tunggal atau flat tarif untuk penyaluran bahan bakar minyak (BBM) maupun penyaluran gas.
"Saya minta di exercise, karena kan kalau tarif flat, tentu akan ada akibatnya terhadap harga-harga. Jadi ini yang kita juga akan monitor," ujar Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/2).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, realisasi subsidi energi Indonesia mencapai Rp 159,6 triliun pada 2023. Capaian itu setara 109,84% dari target yang ditetapkan pada tahun lalu, yaitu Rp145,3 triliun. Namun, angka ini masih bersifat sementara karena belum diaudit.
Meski realisasinya melampaui target, subsidi energi pada 2023 lebih kecil dibanding 2022 yang mencapai Rp174,4 triliun. Subsidi energi pada 2023 paling banyak dialokasikan untuk BBM dan LPG sebesar Rp 95,6 triliun, kemudian subsidi listrik Rp 64 triliun.