Rupiah Berpotensi Melemah Dipicu Inflasi Harga Beras dan Ekonomi AS

 Zahwa Madjid
27 Februari 2024, 09:56
Rupiah
ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.
Button AI Summarize

Nilai tukar rupiah kembali melemah 0,11% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 15.647 pada awal perdagangan Selasa (27/2). Sejumlah analis memperkirakan pelemahan rupiah masih akan berlanjut karena tertekan kinerja ekonomi AS dan inflasi di Indonesia. 

Analis pasar uang, Lukman Leong menilai rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS. Hal ini disebabkan peningkatan imbal hasil obligasi AS dan kinerja ekonomi AS yang masih kuat.

“Sementara dari domestik, kekhawatira atas inflasi oleh harga beras juga masih menekan rupiah,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (27/2).

Dengan kondisi itu, Lukman memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.600 - Rp 15.700 per dolar AS pada hari ini.

Tak berbeda, Pengamat pasar uang Ariston Tjendra pun juga memprediksi rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS karena pasar masih menunggu sinyal penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed.

“Pekan lalu, dua petinggi The Fed yaitu Christopher Waller dan John Williams menekankan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan,” ujar Ariston.

Inflasi di AS Berpeluang Naik

Selain itu, kata Ariston, data-data ekonomi AS masih menunjukkan kinerja yang solid sehingga inflasi di AS akan kembali naik. Bahkan data perumahan AS masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,5% pada Januari 2024.

Sebagian indeks saham Asia pada pagi ini juga bergerak negatif. Bagi Ariston, kondisi ini menunjukkan bahwa minat pasar terhadap aset-aset yang berisiko cenderung berkurang dan ini bisa memberikan sentimen negatif terhadap rupiah.

"Potensi pelemahan rupiah diperkirakan ke arah Rp 15.660 per dolas AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.600 per dolar AS pada hari ini," kata Ariston.

Melansir Bloomberg, sejumlah mata uang Asia justru menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Baht Thailand menguat 0,08%, peso Filipina menguat 0,01%, dolar Singapura dan Hong Kong menguat 0,02%, yen Jepang menguat o,14%.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...