Bank Indonesia Waspadai Lonjakan Inflasi Akibat Harga Beras Naik
Inflasi harga pangan atau volatile food yang naik terus-menerus telah membuat Bank Indonesia (BI) was-was. Terutama kenaikan harga beras, bawang dan cabai yang perlu diwaspadai oleh pemerintah pada tahun ini.
"Volatile food, harus kita waspadai bersama, yang musiman memang cabai dan bawang, tapi yang terutama beras, karena memberi dampak signifikan kepada daya beli masyarakat," kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, Kamis (29/2).
Meski demikian, laju inflasi nasional terutama pada komponen inti atau core inflation masih cukup terkendali pada awal tahun. Tercatat inflasi pada Januari 2024 berada di level 2,5% yoy, termasuk inflasi inti 1,68% yoy.
"Core inflation kami sudah nyaman, tapi volatile food kita harus waspadai bersama, terutama beras," kata Juda.
Secara umum, Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan terjaga di kisaran 1,5% - 3,5% hingga akhir tahun 2024.
Proyeksi Inflasi pada Februari 2024
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi Indonesia pada Februari 2024 mencapai 0,24% secara month to month (mtm) atau 2,62% yoy, meningkat dari Januari yang tercatat 0,04% mtm atau 2,57% yoy.
"Inflasi bulan Februari didorong oleh inflasi inti dan inflasi harga bergejolak," kata Josua dikutip dari Antara, Kamis (29/2).
Josua memperkirakan, inflasi inti pada Februari 2024 berkisar 1,7% yoy dari bulan sebelumnya 1,68% yoy.
Sementara kenaikan inflasi harga dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan kebutuhan pokok seperti beras yang meningkat 3,8% mtm, cabai merah naik 11,3% mtm, telur naik 1,7% mtm, daging ayam naik 0,7% mtm dan minyak goreng meningkat 0,6% mtm.
Sebagian komoditas pangan terutama beras masih dipengaruhi oleh dampak cuaca El Nino, yang menurunkan pasokan pangan dalam negeri selama periode akhir menjelang musim panen.
Hambatan Impor dan Cuaca Pengaruhi Harga Beras
Dia juga menyebut, ada hambatan impor dari beberapa negara produsen beras yang menerapkan pembatasan ekspor makanan. Selain itu, cuaca ekstrem mengganggu jalur distribusi pangan.
Inflasi inti yang cenderung stabil mengindikasikan ekspektasi inflasi terjangkar dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini. Ke depan, inflasi umum pada akhir 2024 diproyeksikan akan berkisar 3,0%-3,5%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas beras mengalami inflasi sebesar 0,64% pada Januari 2024, dengan andil terhadap inflasi utama sebesar 0,03%.
Sementara secara bulanan, inflasi Januari 2024 dipengaruhi oleh pergerakan komponen harga bergejolak dan inti. Komponen harga pangan (volatile food) mengalami peningkatan 0,01% mtm atau 7,22% yoy.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh kurangnya pasokan di sejumlah wilayah, terutama akibat faktor cuaca dan rusaknya beberapa akses jalan. Hal itu membuat distribusi beberapa komoditas pangan menjadi terhambat.