Ada Pemilu, Penjualan Eceran Diprediksi Naik 3,6% pada Februari 2024
Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Februari 2024. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2024 yang secara tahunan tumbuh 3,6% secara tahunan (yoy) mencapai 208,5.
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan peningkatan didorong oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta membaiknya kelompok peralatan informasi, komunikasi dan kelompok barang budaya serta rekreasi, yang ditunjukkan oleh kontraksi yang semakin kecil.
Sementara secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan membaik mesti masih terkontraksi 0,9% pada Februari 2024. Perbaikan ini didorong oleh peningkatan kegiatan masyarakat pada periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) Imlek, Pemilu 2024 dan persiapan kebutuhan menjelang ramadan.
"Peningkatan terjadi pada kelompok peralatan infomasi dan komunikasi. Sementara perbaikan terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama untuk subkelompok sandang, kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Kamis (14/3).
Adapun IPR pada Januari 2024 mencapai 210,5, atau secara tahunan tumbuh 1,1% yoy. Erwin bilang, kinerja penjualan eceran tersebut ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan penjualan pada kelompok perlengkapan rumah tangga, suku cadang dan aksesoris.
"Sementara kelompok peralatan informasi dan komunikasi mengalami perbaikan meski masih terkontraksi," kata Erwin.
Adapun secara bulanan, penjualan eceran mengalami kontraksi 3,5% pada Januari 2024. Hal ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah berakhirnya HBKN Natal dan tahun baru 2024 serta kondisi cuaca yang kurang baik.
“Penurunan terutama terjadi pada kelompok barang lainnya subkelompok sandang, peralatan informasi dan komunikasi, serta barang budaya dan rekreasi,” ujar Erwin.
Mayoritas kelompok tercatat membaik meski masih berada pada fase kontraksi, kecuali kelompok peralatan infomasi dan komunikasi (4,1% mtm) yang tumbuh dan berada pada fase ekspansi.
Erwin menyampaikan, kelompok yang tercatat membaik meski dalam fase kontraksi antara lain subkelompok sandang (-2,5% mtm), kelompok barang budaya dan rekreasi (-4,2% mtm), serta kelompok makanan, minuman dan tembakau (-1,2% mtm).
"Hal ini didorong peningkatan kegiatan masyarakat pada periode HBKN Imlek, Pemilu 2024, dan persiapan kebutuhan menjelang bulan ramadan," kata dia.
Prediksi Penjualan Eceran 6 Bulan Ke Depan
Erwin memperkirakan penjualan eceran meningkat dalam tiga dan enam bulan ke depan. Peningkatan Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada April 2024 diperkirakan akan dipengaruhi oleh peningkatan permintaan masyarakat pada hari besar keagamaan nasional idulfitri.
Sementara peningkatan IEP pada Juli 2024 didorong oleh permintaan yang diperkirakan meningkat pada saat libur sekolah dan dimulainya tahun ajaran baru. Dari sisi harga, tekanan inflasi pada April dan Juli 2024 diperkirakan meningkat sejalan dengan IEP.
"Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada April dan Juli diperkirakan meningkat didorong kenaikan harga seiring hari raya idulfitri dan IEH pada Juli didorong oleh liburan sekolah serta dimulainya tahun ajaran baru," tulis BI.
Survei penjualan eceran (SPE) merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak September 1999 dan bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDB dari sisi konsumsi.
Sejak Januari 2015, survei dilakukan terhadap 700 pengecer sebagai respoden dengan metode purposive sampling di 10 kota yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin dan Denpasar.
Adapun IPR dihitung menggunakan bobot komoditas berdasarkan tabel input-output dan bobot berdasarkan pangsa konsumsi rumah tangga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap konsumsi rumah tangga Produk Domestik Bruto (PDB).
Responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan tujuh klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009. IPR menggunakan tahun dasar 2010=100. Sementara perkiraaan harga umum dihitung menggunakan metode balance score yang menggunakna bobot kota atas dasar survei biaya hidup.