BI Diprediksi Kembali Tahan Suku Bunga untuk Kendalikan Laju Inflasi
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan, Bank Indonesia (BI) akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6% karena inflasi domestik berpotensi meningkat.
"Kami melihat BI masih akan menahan BI Rate di level 6% karena adanya potensi inflasi yang meningkat karena naiknya harga pangan menjelang puasa dan lebaran," kata Reny dikutip dari Antara, Selasa (19/3).
Ia menuturkan, saat ini inflasi kemungkinan akan naik di tengah momentum bulan ramadan dan menjelang idulfitri 2024. Inflasi diperkirakan bergerak di sekitar 2,7% sampai 2,9% secara tahunan (yoy).
Oleh karenanya, Bank Indonesia kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 19-20 Maret 2024.
Selain itu, volatilitas rupiah juga masih tinggi karena adanya tekanan eksternal dari potensi penundaan penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Saat ini, pelaku pasar cenderung menantikan dan mencermati hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) atau Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini terkait kepastian arah suku bunga The Fed.
Inflasi Diprediksi Naik Saat Ramadan
Senada, Peneliti ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf R Manilet juga memperkirakan Bank Indonesia (BI) belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
"Bank Indonesia belum akan menurunkan atau melakukan penyesuaian ke bawah untuk kebijakan suku bunga acuan terutama dalam waktu dekat ini," kata Yusuf.
Hal itu dikarenakan inflasi masih berpotensi naik di bulan ramadan dan menjelang idulfitri 2024.Saat ini, BI-Rate masih berada di level 6%. Pasar menantikan keputusan BI terkait arah kebijakan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Maret 2024.
Sementara pada Februari 2024, laju inflasi secara umum tercatat sebesar 2,75% yoy, dan angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi pada Januari 2024 yang mencapai level 2,57%.
Yusuf menuturkan bahwa harga kebutuhan pangan di bulan ramadan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan untuk beberapa komoditas seperti beras dan gula pasir. Sementara dari sisi nilai tukar rupiah di sepanjang Februari 2024 juga terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sebelumnya, Bank Indonesia melalui RDG BI pada 20-21 Februari 2024 menetapkan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap sebesar 6%. Suku bunga deposit facility juga tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga lending facility tetap dipertahankan di level 6,75%.
Keputusan tersebut mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan laju inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.
"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2).