Sri Mulyani Bertemu Bos OECD, Bahas Karbon hingga Perubahan Iklim
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan tingkat menteri organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD) di Paris, Perancis pada Kamis (2/5).
Dalam pertemuan tersebut, ia bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menghadiri beberapa panel diskusi dan juga proses aksesi Indonesia menjadi anggota OECD.
Pada hari pertama, Sri Mulyani bersama beberapa menteri lain dari seluruh dunia membahas tantangan untuk memenuhi komitmen penurunan karbon dan menjalankan agenda perubahan iklim atau climate change, terutama dari segi pembiayaan.
Sesi diskusi tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida - dengan tuan rumah Sekretaris Jendral OECD Mathias Cormann.
Sementara panelis lainnya diikuti Menteri Lingkungan dan Keberlanjutan Singapura, Grace Fu; Menteri Keuangan Chile, Mario Marcel Cullel; Wakil Presiden Eksekutif European Commision, Valdis Dombrovskis, dan Wakil Perdana Menteri Belanda, Karien Van Gennip.
Bendahara negara tersebut mengatakan, kehadiran OECD membentuk Inclusive Forum on Carbon Mitigation Approaches (IFCMA) yang bertujuan untuk membangun kerjasama global dalam pengumpulan data Carbon dan climate change komitmen.
Selain itu, IFCMA juga membangun metodologi dan melakukan perbandingan kebijakan agar dapat membantu negara-negara dalam menyusun dan menjalankan program pengurangan karbon dalam pembangunannya.
“IFCMA dapat berkolaborasi dengan Koalisi Menteri-Menteri Keuangan untuk climate action yang beranggota 92 negara dan 27 lembaga internasional, di mana saya menjadi co-chair bersama Menkeu Belanda untuk terus mendorong kerjasama erat dan mendukung pelaksanaan agenda climate change secara global,” ujar Sri Mulyani dikutip dari Instagram pribadinya, @smindrawati, Jumat (3/5).
Setelah sesi diskusi, ia menghadiri acara peluncuran dimulainya proses aksesi Indonesia menjadi anggota OECD yang dilakukan oleh Airlangga.
“Pembahasan mengenai proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD secara formal dimulai hari ini melalui Pertemuan Tingkat Menteri OECD yang dipimpin oleh PM Jepang Fumio Kisida,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, proses aksesi OECD merupakan wujud negara-negara yang memiliki persamaan pemikiran (like minded) berdasarkan demokrasi, kebebasan individu, penghormatan hak asasi manusia dan sistem pasar terbuka.
“ Prinsip OECD yaitu better policy for better society selaras dengan pembangunan fondasi Indonesia untuk terus maju mencapai negara berpendapatan tinggi sesuai amanat konstitusi. Proses keanggotaan Indonesia di dalam OECD akan membawa manfaat baik bagi Indonesia dan OECD itu sendiri,” ujarnya.