Anggota DPR Ungkap Beda PMN BUMN Era Erick Thohir dengan Sebelumnya

Ameidyo Daud Nasution
15 Mei 2024, 17:07
erick thohir, bumn, pmn
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Spt.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kata sambutan saat groundbreaking pembangunan gedung BNI di Kawasan PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (20/2/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyebut ada terobosan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) pada era Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Anggota Komisi VI DPR, Muhammad Husein Fadlulloh mengatakan suntikan modal negara era Erick berdampak pada kinerja perusahaan pelat merah.

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan kebijakan ini berbeda dengan pemberian PMN era sebelumnya. Ia menjelaskan di masa lalu, kondisi BUMN penerima suntikan APBN malah memburuk.

"Sejak 2020 sudah kami rancang bersama supaya PMN ini efektif, efisien, dan tepat sasaran," kata Husein di Jakarta, Rabu (15/5).

Husein mengatakan saat ini mayoritas PMN diberikan untuk BUMN yang mendapatkan penugasan. Suntikan modal akan membuat perusahaan bisa melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga program subsidi listrik.

"Syarat pertama penugasan, sisa sekitar 15 hingga 20% untuk aksi korporasi," katanya.

Husein juga mengatakan BUMN penerima PMN memiliki kinerja baik. Menurutnya, hal ini terlihat dari kenaikan kontribusi dividen.

"Jadi PMN diberikan untuk mendukung program pemerintah, bukan untuk bayar utang," katanya.

Selain itu, ia mengatakan penugasan yang diberikan kepada BUMN akan menjadi pemicu tumbuhnya ekonomi hingga membuka lapangan kerja. Salah satu contohnya adalah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

"Efek gandanya akan memberikan keuntungan lebih baik untuk masyarakat," kata politisi dari daerah pemilihan Jawa Barat XI itu.

Komisi XI DPR menyetujui pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada tiga BUMN untuk tahun 2024 sebesar Rp 28,16 triliun. Ketiganya adalah PT Hutama Karya senilai Rp 18,6 triliun, PT Wijaya Karya sebesar Rp 6 triliun, dan Indonesia Financial Group senilai Rp 3,5 triliun. 


Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...