Ekspor Mobil RI Capai US$ 2,78 Miliar, Terbesar ke Filipina - Vietnam
Mobil buatan Indonesia banyak dijual ke sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam dan Arab Saudi. Namun ekspor mobil buatan Indonesia ini cenderung turun 6,3% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 2,78 miliar pada Juni 2024.
Namun jika melihat data ekspor dalam tiga tahun terakhir justru naik. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas dengan kode Harmonized System (HS) 8702 dan 8703 ini menunjukkan pertumbuhan nilai ekspor dalam tiga tahun terakhir dengan kontribusi pada ekspor nonmigas mencapai 2,4% pada Januari-Juni 2024.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, nilai ekspor mobil Indonesia terus meningkat setiap tahun.
"Jika dilihat secara historis, dari tahun 2021 hingga 2023, nilai ekspor mobil dari Indonesia terus mengalami peningkatan meskipun pada Januari sampai Juni 2024 sedikit lebih rendah peningkatannya dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu," kata Amalia di Jakarta, Senin (15/7).
Pada tahun 2021, ekspor mobil Indonesia mencapai US$ 3,39 miliar, meningkat menjadi US$ 5,57 miliar pada 2022, serta naik kembali menjadi US$ 6,12 miliar pada 2023.
Sedangkan periode Januari-Juni 2024, nilai ekspor mobil pabrikan Indonesia mencapai US$ 2,78 miliar. Nilai ini sedikit menurunkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa mencapai US$ 2,97 miliar.
Ekspor ke Filipina dan Vietnam
Berdasarkan persentase pangsa pasar negara tujuan ekspor, kendaraan roda empat buatan RI pada periode Januari-Juni 2024 yakni Filipina 27,64%, Vietnam 16,17%, dan Arab Saudi 15,52%.
"Filipina merupakan negara tujuan utama yang mencakup 27,64% dari total nilai ekspor mobil dari Indonesia atau sekitar satu dari empat mobil yang diekspor dari Indonesia ini dikirim ke Filipina. Selain itu, mobil dari Indonesia juga banyak diekspor ke Vietnam dan Arab Saudi," katanya.
Sebelumnya BPS menyampaikan neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus hingga 50 bulan beruntun sejak Mei 2020, dengan nilai keuntungan mencapai US$ 2,39 miliar pada Juni 2024.
Surplus ini berasal dari nilai transaksi ekspor yang mencapai US$ 20,84 miliar, serta impor sebesar US$ 18,45 miliar. Berdasarkan kontribusi surplus sektoral, ekspor migas mencapai US$ 1,23 miliar dan ekspor nonmigas mencapai US$ 19,06 miliar.
Sementara untuk impor migas pada periode yang sama mencapai US$ 3,27 miliar. Diikuti realisasi impor nonmigas mencapai US$ 15,2 miliar pada Juni 2024.