Gibran: Uji Coba Makan Bergizi Gratis Didanai Swasta hingga Oktober 2024
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan sumber anggaran uji coba program makan bergizi gratis didanai oleh pihak swasta hingga Oktober 2024.
"Kita senang sekali, kalau tidak ada support dari perusahaan swasta mungkin tidak akan berjalan baik seperti ini, ini masih proses uji coba," kata Gibran usai meninjau uji coba di SD Negeri Sentul 03 dan 02, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7).
Setelah Gibran dan presiden terpilih Prabowo Subianto memperkenalkan program makan bergizi gratis, banyak pihak-pihak yang bersedia berpartisipasi. Salah satunya dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan(CSR).
"Banyak sekali perusahaan yang tergerak termasuk GoTo dan Tiktok," ujar Gibran.
Diprakasai oleh GoTo
Seperti uji coba pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di SDN Sentul 03 dan 02 diprakarsai oleh GoTo dengan dihadiri Presiden Gojek Unit Bisnis On-Demand Service GoTo Catherine Hindra Sutjahyo.
Ratusan paket makanan program Makan Bergizi Gratis ini diantar ke sekolah menggunakan layanan pesan antar Gojek, dengan mengerahkan puluhan pengemudi ojek online atau daring.
"Untuk menu hari ini cosnya Rp14.900 sudah termasuk ayam, nasi, sayur, buah-buahan, sama susu. Ini sekaligus mengklarifikasi bahwa anggarannya akan dipotong sampai Rp7.500, itu tidak benar," kata Gibran.
Ia memastikan bahwa anggaran program makan bergizi gratis tidak dikurangi hingga Rp7.500 per porsi. "Untuk anak-anak kita, untuk generasi penerus bangsa anggarannya tidak boleh pelit. Menunya beda, tapi tidak mungkin anggarannya dikurangi sampai Rp 7.500," ujar Gibran.
Uji Coba Sampai Pelantikan Presiden
Menurut Gibran, program ini akan terus diuji cobakan hingga Oktober 2024 menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029.
Selama tahapan uji coba, pelaksanaan makan siang bergizi ini dilakukan dengan berbagai skema, hingga nanti akhirnya dipilih skema yang dianggap paling efektif.
Beragam skema program makan bergizi gratis mulai diterapkan, dengan melibatkan pelaku UMKM, warung-warung kecil, warteg, hingga katering-katering kecil, dalam pengadaan makanannya.
"Jadi nanti kalau ada yang kurang, ada yang perlu dievaluasi, aku segera kita blowup, kita sampai bulan Oktober akan mencoba berbagai skema," kata mantan Wali Kota Surakarta itu.