Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2%, Sri Mulyani Fokus pada Konsumsi hingga Ekspor
Kementerian Keuangan akan mengenjot sejumlah faktor pendorong untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% dapat tercapai pada semester II 2024.
Sejumlah hal yang akan menjadi fokus adalah memacu angka konsumsi, investasi, ekspor, hingga impor.. Hal tersebut akan menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani pada kuartal III dan IV.
“Untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat antara 5,1% hingga bahkan kalau bisa mencapai 5,2%,” kata Sri Mulyani dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/8).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan, melambat dibandingkan kuartal I yang tumbuh 3,11%.
Bahkan saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai 5,23%.
Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93% secara tahunan yang didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
Melalui akun Instagram pribadinya Selasa (6/8), Sri Mulyani menilai ekonomi Indonesia saat ini masih terjaga positif di tengah situasi global yang masih stagnan lemah.
“Indonesia juga menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh di atas 5% di tengah concern perlambatan pada ekonomi Cina dan AS,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani lalu membandingkan pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal II 2024 hanya 4,7% secara tahunan. Lalu Amerika Serikat hanya sebesar 3,1% secara tahunan, Korea Selatan sebesar 2,3% secara tahunan, Malaysia sebesar 5,8% secara tahunan, dan Singapura sebesar 2,9% secara tahunan.
Berdasarkan laporan dari World Economic Outlook atau WEO Juli 2024, IMF memproyeksikan ekonomi global 2024 tumbuh 3,2% secara tahunan.
Sri Mulyani menjelaskan investasi tumbuh 4,43% secara tahunan, ekspor tumbuh 8,28% secara tahunan, dan konsumsi rumah tangga juga tumbuh 4,93% secara tahunan. "Karena daya beli masyarakat tetap terjaga,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi yang resilien memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Hal itu terlihat dari tingkat pengangguran Indonesia pada Februari 2024 turun menjadi 4,82% dari sebelumnya sebesar 5,45% pada 2023.
Selain itu, tingkat kemiskinan terus menurun menjadi 9,03% dari sebelumnya 9,36% pad 2023. Sri Mulyani juga menyebut penciptaan lapangan kerja pada 2024 juga mencapai 3,55 juta orang atau meningkat dari sebelumnya sebesar 3,02 juta orang.
Pemerintah akan terus mewaspadai berbagai risiko global ke depan dan memperkuat fundamental ekonomi. Hal itu dilakukan melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis.
“APBN terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Sri Mulyani.