Sri Mulyani Beberkan Lima Prestasi Pengelolaan APBN 2023

Rahayu Subekti
21 Agustus 2024, 09:07
apbn 2023, sri mulyani
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) menyampaikan tanggapan pemerintah saat rapat paripurna ke-2 Masa Persidangan I tahun sidang 2024-2025 DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memamerkan deretan prestasi pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023. Hal itu ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR.

Prestasi pertama yang ia sampaikan dalam kesempatan tersebut yaitu tercapainya surplus keseimbangan primer pada 2023. Bendahara negara itu mengatakan kinerja APBN 2023 yang telah dipertanggungjawabkan menunjukkan dampak dari kinerja positif ekonomi.

Sri Mulyani menuturkan konsolidasi fiskal secara disiplin dan konsisten mampu menghasilkan surplus keseimbangan primer pada 2023 yang mencapai Rp 102,59 triliun.

“Ini merupakan surplus pertama kali sejak 2012," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (20/8).

Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran atau belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Jika total pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan positif.

Prestasi lain yang dipamerkan perempuan yang kerap disapa Ani itu adalah laporan operasional APBN 2023. Sri Mulyani menyebut surplus laporan operasional APBN 2023 mencapai Rp 31,63 triliun.

Sri Mulyani mengatakan surplus laporan operasional tersebut menjadi pertama kalinya sejak 2015. Ia menjelaskan, surplus laporan operasional berkontribusi terhadap kenaikan nilai ekuitas tanpa melakukan revaluasi.

“Kalau kita lihat tahun 2017 sampai 2019 itu terjadi kenaikan ekuitas. Itu lebih karena kita melakukan revaluasi dari nilai-nilai asset,” ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya, Sri Mulyani mengungkapkan prestasi lainnya adalah realisasi pendapatan negara sebesar Rp 2.783,9 triliun yang menunjukan 5,56% di atas target APBN.

Sri Mulyani menilai, perbaikan pendapatan negara itu dikontribusikan oleh kondisi perekonomian yang pulih, harga komoditas yang meningkat, serta pelaksanaan Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan atau UU HPP.

Sementara itu, Sri Mulyani juga mencatat belanja negara pada 2023 mencapai Rp 3.121,2 triliun. Hal itu menjadi prestasi lainnya dari pengelolaan APBN 2023 karena mencapai 100,13% dari pagu anggaran.

Dia menegaskan, peningkatan realisasi belanja menunjukkan APBN tetap menjadi instrumen untuk peredam shock, melindungi daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi terutama pada saat terjadinya El Nino dan juga beberapa guncangan lainnya.

Sri Mulyani juga menyatakan, defisit serta realisasi pembiayaan pada 2023 dapat dijaga rendah. Hal itu menurutnya juga menciptakan sisa lebih pembiayaan anggaran atau SiLPA yang sangat kecil yaitu Rp 19,38 triliun.

“Jadi, istilah APBN 2023 telah menyediakan payung sebelum hujan itu adalah tepat sekali. Saat hujan terjadi di 2024, harga komoditas drop, harga seperti batu bara yang menyebabkan guncangan namun kita telah menyediakan payung di 2023," kata Sri Mulyani.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...