Alasan Bank Indonesia Masih Akan Turunkan Suku Bunga Acuan pada Kuartal IV 2024
Bank Indonesia belum mengubah rencana untuk menurunkan suku bunga acuan pada kuartal IV tahun ini. Hal itu sejalan dengan momentum penguatan rupiah yang saat ini sudah berkisar pada level Rp 15.400 per dolar AS.
“Memang kami masih akan tetap melihat ruang terbuka penurunan BI Rate pada triwulan IV. Masih konsisten,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Agustus 2024, Jakarta, Rabu (21/8).
Perry beralasan, keputusan tersebut diambil karena pada triwulan III tahun ini masih fokus untuk menjaga penguatan rupiah. Bank sentral akan fokus dalam penguatan lebih lanjut dan stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Jadi preferensi kami secara fundamental rupiah masih akan cenderung menguat. Komitmen BI untuk membawa rupiah lebih lanjut juga menguat,” ujar Perry.
Menurut dia, penguatan rupiah baik untuk ekonomi indonesia. Penguatannya membuat harga lebih murah, khususnya untuk pangan maupun harga lain dan mendukung inflasi rendah.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga melihat peluang Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di level yang sama terbuka lebar. Dari sisi nilai tukar selama periode Juli hingga Agustus 2024, rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS.
“Penguatan ini didukung oleh langkah Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta didukung oleh kekuatan fundamental ekonomi Indonesia,” kata Yusuf.
Ke depan, Yusuf memproyeksikan rupiah masih akan tetap stabil dengan potensi penguatan. Hal itu didorong oleh tingginya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate 6,25%. Begitu juga dengan suku bunga deposit facility 5,50%, dan suku bunga lending facility 7,00%.
BI memastikan keputusan tersebut tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah. Selain itu juga merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025.