Didukung Gen Y dan Z, Transaksi Digital Bisa Naik 14 Kali Lipat pada 2030
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan transaksi digital sampai dengan tahun 2023 bakal melonjak signifikan. Pertumbuhan tersebut akan didorong oleh transaksi digital masyarakat terutama dari generasi Y dan Z.
“Yang kita temukan dalam perhitungan kami sampai 2030, transaksi digital bisa sekitar 14 kali lipat dari 0,6 miliar transaksi menjadi 10,05 miliar transaksi, di mana generasi Y dan Z saat ini sudah dominan di ekonomi kita. Mereka ini yang semakin dominan perannya di perekonomian sampai 2030,” kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ryan Rizaldy di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/8) malam.
Begitu juga dengan hadirnya generasi alpha yang semakin memengaruhi pertumbuhan transaksi digital. Menurut Ryan, selera atau preferensi dari generasi tersebut akan menggerakan pertumbuhan transaksi digital ke depan.
Sehingga yang dilihat saat ini hanya dari prosek atau output ekonomi ke depan, tetapi juga pembayaran masyarakat. “Itu yang menentukan pembayaran ini yang akan menggerakan transkasi 14 kali lipat dan itu ditambah prospek ekonomi yang diperkirakan membaik ke depan,” ujar Ryan.
Untuk itu, infrastruktur perbankan perlu bersiap-siap untuk mengantisipasi proyeksi peningkatan transaksi digital. Begitu juga fitur-fitur layanan yang disiapkan oleh BI, perbankan, ataupun swasta.
“Kita harus melakukan sesuatu untuk merespons kenaikan transksi yang 14 kali lipat ini dengan infrastruktur disesuaikan dengan dengan kebutuhan yang ada, lebih modular, sanggup menjawab transksi 14 kali lipat lipat, sinergis, tidak mungkin ditanggung sendiri oleh BI Fast,” kata Ryan.
Itu sebabnya, BI juga masih harus melakukan pemeliharaan berkala untuk layanan BI Fast. Saat pemeliharaan berkala dilakukan, layanan BI Fast juga tidak bisa digunakan oleh masyarakat.
Saat ini, layanan BI Fast sedang masuk tahap pemiharaan, yang terlihat dari perilaku masyarakat yang lebih memilih menunggu terlebih dahulu. “Masyarakat rupanya lebih cenderung menunggu sampai BI Fast aktif lagi, dibandingkan pilih yang biaya transfer Rp 6.500 per transaksi,” ujar Ryan.
Untuk itu, BI membutuhkan penguatan infrastruktur untuk menjawab proyeksi kenaikan transaksi digital hingga 14 kali lipat tersebut. Dia menilai, inovasi perlu dilakukan dengan cepat demi menghadapi perkembangan transaksi digital.
Trasanksi Digital dan Uang Elektronik Naik
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Juli 2024 tetap kuat. Hal itu didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Perry mengungkapkan, transaksi digital mencapai 1.845,27 juta transaksi atau tumbuh 30,50% secara tahunan. Sementara transaksi uang elektronik tumbuh 22,61% secara tahunan mencapai 1.272,35 juta pada Juli 2024.
BI juga mencatat transaksi BI-RTGS meningkat 15,36% secara tahunan mencapai Rp 15.450 triliun. BI-RTGS merupakan sistem untuk sarana transfer dana elektronik yang dilakukan seketika per transaksi secara individual.
Dari sisi ritel, BI juga mencatat terjadi peningkatan transaksi yang menggunakan layanan BI Fast pada Juli 2024. Tercatat volume transaksi BI Fast melonjak 65,08% secara tahunan mencapai 301,41 juta transaksi.
Transaksi QRIS juga terus tumbuh pesat 207,55% secara tahunan pada Juli 2024. “Jumlah pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant 33,21 juta,” ujar Perry.