Beda Ramalan Sri Mulyani dan Bos BI soal Nasib Rupiah Tahun Depan

Rahayu Subekti
28 Agustus 2024, 19:46
sri mulyani, perry, RAPBN, rupiah
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso Manoarfa (kedua kanan), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kiri), dan Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti (kanan) menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Rapat tersebut membahas asumsi dasar dalam RUU APBN 2025 dan pengambilan Keputusan asumsi dasar
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah dan Bank Indonesia memiliki pandangan yang berbeda terkait nasib rupiah pada tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat rupiah masih akan melemah di level 16.000 per dolar AS, sedangkan Bank Indonesia optimistis kurs rupiah berada di level 15.000 per dolar AS. 

Perbedaan proyeksi ini mencuat di tengah rapat asumsi dasar rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2025. Pemerintah dan DPR akhirnya sepakat untuk mengubah asumsi rupiah dalam kurs APBN dari semula di level 16.100 per dolar AS menjadi 16.000 per dolar AS. 

Sri Mulyani dalam rapat tersebut menjelaskan alasan dibalik penetapan asumsi rupiah di level  Rp 16.100 per dolar AS pada 2025. Dia menuturkan, target tersebut ditentukan karena adanya ketidakpastian global.

"Ketidakpastian ini yang membuat kami sangat berhati-hati mendesain APBN. Dari sisi nilai tukar kita melihat volatilitas secara global sangat dipengaruhi sentimen global," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja di DPR, Rabu (28/8).

Sri Mulyani mengatakan asumsi rupiah yang ditetapkan Rp 16.100 per dolar AS menjadi bentuk kehati-hatian yang akan berdampak pada postur APBN dan pembiayaan. Dia menegaskan, pemerintah mencari titik yang bisa menjaga fiskal, memberikan ruang baik fiskal, dan moneter agar terus terjaga. 

"Kami menggunakan Rp 16.100 per dolar AS ini bagaimana pemerintah mempertimbangkan antara risiko dan strategi fiskal yang sengaja dipakai untuk menciptakan bantalan fiskal melalui asumsi tersebut," ujar Sri Mulyani.

Berbeda dengan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan rupiah pada 2025 akan berada di level Rp 15.300 per dolar AS hingga Rp 15.700 per dolar AS. Perry menjelaskan angka tersebut merupakan nilai fundamental rupiah.

"Kalau nilai fundamental tentu saja belum mempertimbangkan kondisi geopolitik. Tadi Bu Menteri menyampaikan kondisi geopolitik bisa naik turun dan karenanya ada perlu kehati-hatian di atas nilai fundamentalnya tadi tinggal diukur saja dari Rp 15.700 per dolar AS ditambah berapa untuk nilai kehati-hatiannya," kata Perry.

Kesepakatan Asumsi Makro RAPBN 2025

Asumsi rupiah menjadi salah satu yang disepakati Komisi XI dan pemerintah terkait asumsi dasar ekonomi makro, sasaran pembangunan dan indikator pembangunan dalam RAPBN 2025.  Selain asumsi kurs, pemerintah dan DPR juga mengubah asumsi tingkat bunga SBN tenor 10 tahun dalam RAPBN 2025.

"Komisi XI DPR bersama Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua OJK menyepakati asumsi dasar ekonomi makro, sasaran pembangunan, dan indikator pembangunan dalam RAPBN 2025 sesuai di tabel dianggap dibacakan," kata Ketua Komisi XI Kahar Muzakir. 

Asumsi suku bunga SBN tenor 10 tahun disepakati sebesar 7,0%. Dalam RAPBN 2025, pemerintah menentukan suku bunga SBN tenor 10 tahun yakni 7,1%.

Berikut asumsi dasar ekonomi makro dan sasaran pembangunan dalam RAPBN 2025 yang disepakati pemerintah dan DPR:

Asumsi Makro:

  • Pertumbuhan ekonomi 5,2%
  • Inflasi 2,5%
  • Nilai tukar rupiah Rp 16.000/US$
  • Suku bunga SBN 10 tahun 7%

    Sasaran Pembangunan:

  • Pengangguran terbuka 4,5-5%
  • Kemiskinan 7-8%
  • Kemiskinan ekstrem 0%
  • Rasio gini 0,379-0,382
  • Indeks modal manusia 0,56

Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...