KKP Bakal Tetapkan Standar Pengolahan Produk Ikan untuk Makan Bergizi Gratis
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan program makan bergizi gratis berpotensi menyerap banyak produk perikanan dan kelautan. Ini merupakan program unggulan yang diusung presiden terpilih Prabowo Subianto.
"(Potensinya) besar, kita harus melakukan penyerapan bersama-sama," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo, di Jakarta, Senin (2/9).
Terkait dengan kesiapan untuk program tersebut, KKP akan melakukan kurasi terhadap pelaku usaha, sehingga nanti pelaku usaha sudah memiliki standardisasi pengolahan sesuai yang sudah ditetapkan sejumlah pihak seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) ataupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Untuk program makanan gratis, kami kurasi sehingga nanti pelaku usaha itu sudah memiliki standar-standar pengolahan. Kami kurasi UMKM-nya," kata Budi.
Dia juga menyampaikan bahwa solusi penguatan asupan protein dalam program makan bergizi gratis dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dimasak langsung secara segar, olahan, maupun bahan-bahan yang terfortifikasi protein ikan.
"Untuk produk-produk yang kaitannya untuk peningkatan asupan protein masyarakat, sebetulnya ikan adalah sumber protein yang baik untuk masyarakat Indonesia. Kita kemas ke sana untuk mendukung hal tersebut," ujarnya.
Berharap Asupan Protein Terpenuhi
Dengan adanya asupan protein dari produk perikanan dan kelautan, KKP berharap jumlah asupan protein masyarakat Indonesia dapat meningkat lebih baik dari negara-negara tetangga seperti Vietnam maupun negara maju.
"Kesempatan ikan juga kita pasarkan ke dalam negeri untuk jadi bahan asupan protein masyarakat mewujudkan generasi emas Indonesia," kata Budi.
Selain mencerdaskan masyarakat, penyerapan produk perikanan dalam program makan bergizi gratis juga dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi. "Inilah uniknya kita harus makan ikan dan kita harus berani memasyarakatkan makanan ikan," ujarnya pula.
Memperluas Sasaran ke Ibu Menyusui dan Balita
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa pemerintah akan memperluas cakupan program makan bergizi gratis tak hanya kepada para siswa-siswi sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah lima tahun (balita).
Program itu bertujuan untuk meningkatkan kecukupan gizi, meningkatkan kecerdasan anak, mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan (stunting) dan pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 71 triliun, atau 0,29% dari produk domestik bruto (PDB), untuk program tersebut. Program itu juga bertujuan untuk meningkat pertumbuhan ekonomi sekitar 0,10% melalui penyerapan 820.000 pekerja dari UMKM.