Sri Mulyani Ungkap Alasan Tiket Pesawat Mahal, Karena Kondisi Maskapai?

Rahayu Subekti
3 September 2024, 15:56
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Rapat tersebut membahas asumsi dasar dalam RUU APBN 2025 dan pengambilan Keputusan asumsi dasar dalam RUU APB
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Rapat tersebut membahas asumsi dasar dalam RUU APBN 2025 dan pengambilan Keputusan asumsi dasar dalam RUU APBN 2025.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi pertanyaan dari anggota DPD RI mengenai persoalan mahalnya tarif tiket pesawat. Hal itu disebut bisa memicu inflasi di daerah karena harga tiket pesawat yang tinggi. 

Sri Mulyani mengungkapkan ada alasan dibalik mahalnya harga tiket. “Tentu ada kaitannya dengan operasi dari penerbangan. Maksudnya maskapai dalam hal ini,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan DPD, Senin (2/9). 

Bendahara negara tersebut juga mengakui banyak sekali pertanyaan yang ditujukan kepada dirinya mengenai kaitan mahalnya harga tiket pesawat dengan kondisi maskapai nasional saat ini. Sri Mulyani mengungkapkan banyak yang mengkhawatirkan kondisi kesehatan dari perusahaan penerbangan. 

Berkaitan dengan itu, Sri Mulyani hanya menekankan operasional maskapai sangat bergantung kepada harga bahan bakar yang digunakan. Hal itu pada akhirnya juga berdampak kepada tarif tiket pesawat. 

“Karena harga dari avtur itu juga mengikuti harga dari minyak dunia,” ujar Sri Mulyani. 

Sebelumnya, dalam laporan Badan Pusat Statistik atau BPS, kelompok transportasi memberikan andil inflasi pada Agustus 2014. BPS mencatat inflasi pada Agustus 2024 mencapai 2,02% secara tahunan dan mengalami deflasi 0,03% secara bulanan. 

“Kelompok transportasi pada Agustus 2024 mengalami inflasi secara tahunan sebesar 1,42% atau terjadi kenaikan indeks dari 108,54 pada Agustus 2023 menjadi 110,08 pada Agustus 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini. 

Subkelompok yang mengalami inflasi secara tahunan tertinggi yaitu pembelian kendaraan sebesar 1,52%. Sementara yang terendah yaitu subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 1,10%.

Kelompok transportasi pada Agustus 2024 memberikan andil atau sumbangan inflasi secara tahunan sebesar 0,18%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi tahunan pada Agustus 2024 yaitu bensin 0,06% dan mobil 0,03%.

Sementara kelompok transportasi pada Agustus 2024 memberikan andil inflasi secara bulanan sebesar 0,03%. Komoditas yang dominan memberikan inflasi bulanan yaitu bensin 0,03%. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi taitu tarif angkutan udara 0,01 %.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...