Ray Dalio Ungkap Faktor Kesuksesan Negara: Punya Uang dan Pemimpin Berkualitas

Ferrika Lukmana Sari
10 September 2024, 12:03
Ray Dalio
Media Center IAF II-HLF MSP/Ari Bowo Sucipto/nym
Founder of Bridgewater Associates Ray Dalio menyampaikan paparan dalam Diskusi Panel I Indonesia Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024). Sesi diskusi panel tersebut bertema Outlook from the RegionUpdate and Prospect for Cooperation.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio menilai, setiap negara yang memiliki cukup uang dan pemimpin yang berkualitas, maka negara tersebut dalam posisi yang aman.

"Anda dapat menginvestasikannya pada hal-hal tersebut. Dan itulah yang terjadi di India. Dan mereka tidak memiliki masalah utang," kata Ray dalam wawancara khusus dengan Katadata sebelum berlangsungnya Indonesia Africa Forum 2024 di Nusa Dua, Bali pada Senin (2/9).

Menurut Ray, India memiliki banyak penduduk yang berpendidikan tinggi, dan bisa melakukan banyak hal lain. Sehingga, tak mengherankan India bisa berkembang secara luar biasa.

Dengan perkembangan itu, investor kelas kakap ini melihat siklus dan posisi India dengan Indonesia mirip. Salah satunya karena kedua negara bakal mempunyai presiden baru. 

"Indonesia dan India berada di posisi yang sangat mirip, karena keduanya memiliki potensi yang besar. Dalam hal pembentukan modal dan pendidikan," ujarnya.

Selain itu, kata dia, India dan Indonesia juga memiliki uang serta kemauan untuk berinvestasi secara baik demi meningkatkan produktivitas negaranya. 

"Indonesia membawa pengetahuan dan talenta asing serta modal asing, dan berinvestasi untuk melakukan reformasi tersebut. Jadi posisinya sangat, sangat, sangat mirip," ujarnya.

Dia juga menyoroti faktor pendidikan dan sistem kerja yang baik, yang bisa memberikan kesempatan yang sama, aturan hukum yang adil serta pasar modal yang kondusif.

"Ketika Anda berpikir tentang reformasi, akan ada ukuran-ukuran seperti Bank Dunia dan yang lainnya yang mengukur kemudahan berbisnis dan tingkat korupsi," katanya.

Dengan begitu, negara bisa menciptakan lingkungan sosial dan bisnis yang kondusif untuk menyokong produktivitas. Menurut Ray, reformasi tersebut akan sangat berkaitan dengan pendidikan.

Tantangan dari AS dan Cina

Dia masih melihat prospek cerah dari kedua negara untuk ke depan. Namun berbagai negara di dunia masih menghadapi tantangan dari Amerika Serikat (AS) dan Cina. "Cina memiliki tantangan yang nyata, kemudian konflik di antara mereka jelas merupakan tantangan," kata dia.

Jika melihat sejarah, memang ada konflik antara keduanya bisa berupa perang dan ketika terjadi perang. Sehingga ada pihak yang menang, pihak yang kalah, dan negara yang netral.

"Pihak yang menang kalah karena biaya, kerugian finansial, dan kerusakan yang diakibatkan oleh perang sangatlah besar," ujarnya.

Selain itu, yang kalah juga akan hancur. Sementara negara-negara yang bersikap netral bisa menjadi lebih makmur karena menarik banyak ornag, banyak modal dan mereka berhasil untuk terus maju.

Liputan khusus Indonesia - Africa Forum 2024 ini didukung oleh:

Logo Bank Mandiri & logo Bank BTN

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...