Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed

Ringkasan
- PT Bank Neo Commerce Tbk melaporkan optimisme dalam membalikkan kerugian menjadi laba pada kuartal pertama 2024, tanpa menyebutkan besaran profit yang detail karena menunggu laporan keuangan publikasi resmi.
- Bank tersebut menyasar peningkatan jumlah akun layanan payroll menjadi 100 ribu di tahun berjalan, dari posisi saat ini yang telah memiliki 51.000 akun payroll, serta menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sejalan dengan industri pada angka 10-12%.
- Bank Neo Commerce berencana menjalankan aksi korporasi rights issue dengan maksimal 5 miliar lembar saham baru, di mana pemegang saham pengendali seperti PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology Co. Ltd akan mengambil bagian, dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung peningkatan kredit serta pengembangan usaha.

Sejumlah analis memproyeksikan pergerakan rupiah pada hari ini berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah kali ini didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed.
“Penguatan ekspektasi ini ditambah pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa semalam sebesar 25 basis point,” kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (13/9).
Ariston menjelaskan, data inflasi produsen AS pada Agustus 2024 menunjukkan penurunan dengan kenaikan hanya 1,7% dari sebelumnya 2,1%. Data tersebut menguatkan hasil inflasi konsumen AS yang hanya naik 2,5% secara tahunan.
“Data ini menguatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS dan membuka peluang pemangkasan diperbesar. Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan 50 basis poin terlihat naik dari 38% menjadi 43%,” ujar Ariston.
Untuk itu, Ariston memproyeksikan peluang penguatan rupiah hari ini berada pada level Rp 15.350 per dolar AS. Dengan peluang potensi resisten di Rp 15.450 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.11 WIB, rupiah terpantau menguat Rp 15.439 per dolar AS. Level tersebut meningkat 37 poin atau 0,24% dari penutupan pada hari sebelumnya.
Investor Masih Mewaspadai Pemilu AS
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. “Kemungkinan rupiah terapresiasi pada level Rp 15 .305 per dolar AS hingga Rp 15.505 per dolar AS,” kata Fikri.
Potensi penguatan rupiah seiring dengan apresiasi mata uang lain terhadap dolar AS semalam. Selain itu juga karena data mingguan klaim pengangguran AS yang kembali menunjukkan pasar tenaga kerja mulai melunak.
Senada dengan Fikri, Analis Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan rupiah akan menguat karena dolar AS masih tertekan jika calon Presiden AS Kamala Harris memenangkan Pemilu AS.
Meskipun begitu, penguatan rupiah hari ini masih akan terbatas mengingat investor cenderung masih menantikan Federal Open Market Committee atau FOMC pada pekan depan. “Rupiah akan menguat pada kisaran Rp 15.350 per dolar AS hingga Rp 15.450 per dolar AS,” ujar Lukman.