Rupiah Diramal Melemah, Investor Nantikan Stimulus Ekonomi dari Cina

Rahayu Subekti
14 Oktober 2024, 09:31
rupiah
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). Nilai tukar rupiah di pasar spot perkasa di awal perdagangan hari ini di level Rp15.340 per dolar AS, menguat 0,98 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (23/8) di level Rp15.492 per dolar AS dan menjadikan rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah analis memperkirakan pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan lesu pada hari ini. Hal itu dipicu oleh pengumuman stimulus ekonomi Cina sehingga belum memberi kepastian terhadap investor

Rupiah tertekan oleh pengumuman stimulus pemerintah Cina yang dianggap investor kurang memberikan detil. Sehingga rupiah akan berkisar Rp 15.500 hingga Rp 15.650 per dolar AS pada ,” kata analis komoditas dan mata uang Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Senin (14/10).

Selain itu, Lukman juga memproyeksikan rupiah akan dibuka melemah pada hari ini terhadap dolar AS. Hal itu dikarenakan dolar AS yang menguat setelah data inflasi produsen AS lebih tinggi dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg Senin pagi pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 15.603 per dolar AS. Level tersebut meningkat 25,50 poin atau 0,15% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Dipengaruhi Inflasi Amerika Serikat

Senada dengan Lukman, pengamat pasar uang Ariston Tjendra juga memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini. Sebab, indeks dolar AS sudah naik lagi ke level 103, padahal akhir pekan lalu masih berada pada kisaran 102.90- an.

“Penguatan dolar AS ini bisa dikaitkan dengan rilis data-data inflasi AS pada September 2024 yang dirilis pekan lalu dan memperlihatkan kondisi inflasi AS yang masih sulit turun sehingga menyurutkan ekspektasi pemangkasan besar lanjutan,” kata Ariston.

Menurut Ariston, pasar masih menantikan kebenaran rumor stimulus tambahan dari Cina. Karena kebijakan stimulus tambahan Cina bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah.

“Sehingga potensi pelemahan rupiah hari ini bisa ke arah Rp 15.650 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 15.550 per dolar AS,” ujar Ariston.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memperkirakan rupiah akan melemah pada kisaran Rp 15.230 hingga Rp 15.730 per dolar AS. Terdapat sejumlah sentiment yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.

“Sentimennya ada dari pernyataan Gubernur The Fed Atlanta yang memungkinkan suku bunga The Fed ditahan pada level yang sama saat pertemuan The Fed pada November ini. Selain itu, ekspektasi inflasi AS untuk satu tahun mendatang juga naik ke level 3,1%,” ujar Fikri. 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...