CORE Proyeksikan Konsumsi Rumah Tangga Melambat pada 2025, Apa Sebabnya?

Rahayu Subekti
23 November 2024, 17:43
Warga mengamati pakaian yang dijajakan di kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/8/2024).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Warga mengamati pakaian yang dijajakan di kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksikan konsumsi rumah tangga pada 2024 hanya akan tumbuh 4,9%-5%. Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan perlambatan konsumsi rumah tangga masih akan berlanjut pada 2025.

Padahal, menurut Faisal, konsumsi rumah tangga sangat penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi. “Karena konsumsi rumah tangga ini berkontribusi 56% terhadap produk domestik bruto (PDB) kita,” kata Faisal dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Jakarta, Sabtu (23/11).

Faisal menjelaskan, konsumsi rumah tangga masih akan sulit pulih karena dipengaruhi penurunan jumlah kelas menengah. Jumlah penduduk kelas menengah menurun hingga 9 juta jiwa selama periode 2018-2023.

Faisal menjelaskan, persoalan kelas menengah masih akan berlangsung pada 2025. Menurutnya, penurunan kelas menengah terjadi saat dan setelah pandemi atau selama 2018-2023 dengan penurunan jumlahnya minus 8%.

Kelas Menengah Turun, Banyak Mal Sepi

Meski kelas menengah hanya satu dari kelompok masyarakat, tapi pengaruhnya cukup besar kepada konsumsi. Faisal mengatakan, kontribusi kelas menengah terhadap total konsumsi mencapai 40%.

“Kalau digabungkan dengan kelas menengah yang turun ke bawahnya. Total berkontribusi terhadap konsumsi kita adalah 84%,” ujar Faisal.

Untuk itu, Faisal menilai sangat wajar jika mal dan pusat perbelanjaan masih banyak yang sepi pengunjung. Lalu juga UMKM masih kesulitan mendapatkan keuntungan.

“Karena yang mengalami tekanan adalah kurang lebih 80% dari total konsumsi yang ada,” ujar Faisal.

Faisal menilai penurunan kelas menengah yang tidak hanya terjadi saat pandemi dan setelahnya juga sangat berdampak. Sehingga, CORE Indonesia memprediksikan konsumsi rumah tangga akan sangat sulit untuk pulih dibandingkan sebelum pandemi.

Konsumsi Rumah Tangga Masih Kuartal III 2024 Hanya 4,91%

BPS mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024. Namun laju konsumsi rumah tangga pada periode ini justru melambat.

Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah konsumsi rumah tangga dengan porsi 53,08% pada triwulan III 2024.

“Komponen ini tumbuh 4,91% yang menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11).

Meski begitu, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode ini cenderung lebih rendah jika dibandingkan kuartal III 2023 yang mencapai 5,05%. Sementara pada periode yang sama pada 2022, konsumsi rumah tangga tembus 5,40%.

Jika dibandingkan kuartal II 2024, konsumsi rumah tangga hanya turun tipis. Tercatat konsumsi rumah tangga mencapai 4,93% pada kuartal II 2024. “Ini tipis melambatnya, sangat tipis hanya 0,02%,” ujar Amalia.

Amalia menyebut komponen konsumsi rumah tangga yang relatif melambat dari kelompok pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan. Lalu dari kelompok perumahan, kelengkapan rumah tangga serta kesehatan dan pendidikan.

Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...