Rupiah Menguat Lagi Hari Ini Dipicu Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah menguat 0,12% ke level 15.192 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (5/12). Sejumlah analis memproyeksi rupiah kembali menguat pada hari ini, dipicu sinyal penurunan suku bunga The Fed.
“Pernyataan Gubernur The Fed semalam memberi sinyal pemangkasan lanjutan bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS,” kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (5/12).
Ariston menyebut sentimen pasar terhadap risiko di pasar keuangan cukup positif pagi ini. Hal itu terlihat dari penguatan indeks saham Nikkei dan Hangseng yang menguat pagi ini.
“Hari ini peluang penguatan rupiah terbatas ke area Rp 15.900 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.950 per dolar AS,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg, mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS hingga pukul 09.20 WIB. Ringgit Malaysia menguat 0,48%, baht menguat 0,05%, peso Filipina 0,12%, dolar Taiwan 0,22%, yen Jepang 0,19%, serta dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing 0,01% dan 0,06%. Sementara itu, won Korea Selatan menguat 0,14%, rupee India 0,05%, dan yuan Cina 0,12%.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. “Semoga kembali menguat, ada apresiasi di hari ini antara Rp 15.820 per dolar AS hingga Rp 16.020 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri mengatakanm penguatan rupiah bisa didukung menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed hingga 25 basis point. Meskipun begitu, juga ada antisipasi dari naiknya risiko ketidakpastian politik di Perancis dan Korea Selatan.
Fikri mengungkapkan Bank Indonesia juga ada peluang untuk menurunkan atau tetap menahan suku bunga pada bulan ini. “Ekspektasi BI mengikuti langkah The Fed dengan hanya menurunkan 25 bps di Desember atau bahkan bisa menahan BI-Rate tetap 6%,” ujar Fikri.
Senada dengan keduanya, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan rupiah berpeluang menguat hari ini. Lukman memperkirakan pergerakan rupiah akan berada pada level Rp 15.850 per dolar AS hingga Rp 15.950 per dolar AS.
“Rupiah berpotensi kembali menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi setelah data tenaga kerja ADP dan ISM service AS lebih lemah dari perkiraan,” kata Lukman.